TIMETODAY.ID – Banyak orang yang sering kali tidak menyadari gejala kemunculan awal diabetes. Hal itu membuat terlambat untuk mendapatkan penanganan.

Diabetes jadi penyakit yang kini banyak diderita orang. Usia penderita pun beragam. Jika dulu hanya diderita kelompok lanjut usia (lansia), sekarang mereka yang berusia 30-an juga bisa terserang diabetes.

Ada dua jenis diabetes yang dikenal masyarakat. Biasanya disebut dengan diabetes kering dan diabetes basah.

Walau terlihat berbeda, tapi keduanya memiliki gejala awal yang sama. Penting bagi Anda untuk menyadari gejala awal diabetes yang dialami untuk kemudian melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter.

Maka dari itu, dari sejak dini harus mengetahui awal gejala diabetes dan jangan dianggap sepele.

Tanda-tanda Awal Diabetes :

1. Mulut kering dan kulit gatal

Terlalu sering buang air kecil membuat kulit mengering karena cairan yang harusnya diserap kulit malah terus dikeluarkan. Sementara kulit yang kering bisa menimbulkan rasa gatal.

Bukan cuma itu, Anda juga bisa mengalami dehidrasi yang juga membuat mulut terasa kering.

2. Kesemutan dan mati rasa

Nyeri atau mati rasa di kaki atau tangan bisa sering dirasakan pengidap diabetes. Kondisi ini menjadi salah satu bentuk dari kerusakan saraf yang diakibatkan oleh diabetes.

3. Gampang lapar

Tubuh terasa lebih sering lapar dan lelah dalam waktu yang sama. Melansir WebMD, hal ini bisa terjadi karena tubuh mengubah makanan menjadi glukosa yang semestinya digunakan sel-sel untuk energi.

4. Penglihatan kabur

Perubahan kadar cairan dalam tubuh bisa membuat lensa di mata membengkak. Bagian tersebut akan berubah bentuk dan membuat penglihatan jadi tidak fokus.

5. Sering kencing dan haus

Rata-rata orang buang air kecil antara empat hingga tujuh kali dalam 24 jam. Namun, penderita diabetes mungkin buang air kecil lebih banyak dan sering. Hal ini terjadi karena tubuh menyerap kembali glukosa saat melewati ginjal.

6. Luka sulit sembuh

Seiring waktu, gula darah yang tinggi dapat memengaruhi aliran darah dan menyebabkan kerusakan saraf yang membuat tubuh sulit menyembuhkan luka.

Itulah tanda-tanda dan gejala awal diabetes yang harus disadari. Segera lakukan pemeriksaan jika Anda mengalami beberapa gejala di atas.

Advertisement

TIMETODAY.ID – Jenis tanaman daun kelor atau memiliki nama lain Moringa oleifera. Tanaman tropis ini biasanya digunakan sebagai obat herbal atau tradisional.

Jenis tanaman ini sangat mudah dikenali dari ukuran daunnya yang kecil. Tidak hanya itu, pohon kelor juga sangat mudah bertumbuh pada tanah yang bisa dikatakan tidak terlalu subur.

Sekitar 2 gram daun kelor, terdapat setidaknya terdapat 14 kalori dan nutrisi lain berupa karbohidrat, protein, zat besi, kalium, magnesium, vitamin C, vitamin A, kalsium, dan asam folat.

Selain itu, terdapat pula serat, vitamin B, fosfor, tembaga, zink, dan selenium. Tidak lupa, ada kandungan antioksidan dalam daun kelor, salah satunya polifenol.

Berikut manfaat daun kelor yang perlu anda ketahui, karena tanaman ini memiliki beragam manfaat.

1. Membantu Menghambat Tumbuhnya Sel Kanker

Ekstrak kulit batang dan daun kelor dikatakan efektif membantu menghambat tumbuhnya sel-sel kanker pada tubuh, termasuk kanker usus besar, pankreas, dan payudara.

2. Mengontrol Tekanan Darah

Daun kelor memiliki kandungan kalium. Nah, kandungan ini dipercaya sangat bermanfaat untuk mengontrol tekanan darah sekaligus menjaga tekanan darah tetap stabil, sehingga risiko hipertensi pun dapat dicegah.

3. Menurunkan Kadar Gula Darah

Siapa sangka, daun kelor juga membantu menurunkan kadar gula dalam darah sekaligus meningkatkan efektivitas kerja dari hormon insulin. Tentunya, manfaat ini sangat baik untuk mencegah terjadinya resistensi insulin dan diabetes.

Meski begitu, manfaat tumbuhan herbal yang berkaitan dengan pengobatan diabetes ini masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

4. Membantu Menangkal Radikal Bebas

Inilah fungsi utama dari antioksidan yang terkandung dalam daun kelor, yaitu membantu menangkal radikal bebas pada tubuh. Kamu perlu tahu bahwa tingginya kadar radikal bebas pada tubuh akan mengakibatkan tubuh mengalami stres oksidatif, misalnya diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

5. Memelihara Fungsi dan Kesehatan Otak

Selain membantu memerangi radikal bebas, kandungan antioksidan yang ada di dalam daun kelor ternyata juga memiliki peran dalam menjaga fungsi dan kesehatan otak.

Asupan antioksidan yang terpenuhi bisa membantu menurunkan risiko tubuh dari ancaman penyakit Parkinson dan Alzheimer. Daun satu ini juga dipercaya bagus untuk menunjang tingkatan memori dan kerja otak.

6. Mengurangi Peradangan atau Inflamasi dalam Tubuh

Sebenarnya, peradangan atau inflamasi adalah respons alami yang dilakukan tubuh terhadap cedera atau infeksi yang menyerang. Nah, daun kelor ini dipercaya mampu membantu meringankan inflamasi yang terjadi pada tubuh.

Ekstrak daun ini diyakini memiliki kandungan zat yang bisa membantu mengurangi inflamasi pada tubuh.

Advertisement

TIMETODAY.ID – Cacar monyet sendiri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus langka. Penyakit ini menular saat kontak dekat melalui cairan tubuh, termasuk saat berhubungan intim dan tetesan pernapasan atau droplet.

Penyakit ini pertama kali ditemukan pada 1970 silam di Republik Demokratik Kongo. Dari sana, penyakit menyebar ke berbagai negara di sekitar menjadi penyakit endemik.

Kini masyarakat harus waspada karena cacar monyet sudah masuk ke Indonesia dan telah ditemukannya kasus positif di DKI Jakarta.

Kasus perdana cacar monyet di Indonesia disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril, Sabtu (20/8/2022). Pasien laki-laki berusia 27 tahun ini memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.

Maka dari itu, masyarakat Indonesia perlu mengetahui ragam gejala cacar monyet.

Pasien disebutkan sempat mengalami gejala demam dan pembengkakan kelenjar getah bening. Pasien juga mengalami ruam di area wajah, tangan, dan sekitar organ intim.

“Ada cacarnya atau ruamnya di muka, telapak tangan, kaki, dan sebagian sekitar alat genitalia,” ujar Syahril.

Ciri-ciri Cacar Monyet

Pada dasarnya, gejala cacar monyet mirip dengan jenis cacar lainnya. Namun, gejala umumnya muncul dengan tingkat yang lebih ringan.

Perbedaan utama terletak pada pembengkakan kelenjar getah bening yang disebabkan oleh cacar monyet.

“Ciri yang membedakan infeksi cacar monyet dari cacar lainnya adalah pembengkakan kelenjar getah bening,” tulis Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat.

Tanda-tanda cacar monyet biasanya muncul 7-14 hari setelah paparan virus. Berikut beberapa gejala yang perlu diperhatikan:

• Demam
• Sakit kepala
• Nyeri otot
• Sakit punggung
• Pembengkakan kelenjar getah bening
• Kelelahan
• Ruam yang biasanya muncul 1-3 hari setelah demam.

Ruam mulanya akan muncul di bagian wajah. Ruam kemudian menyebar ke area tubuh lain seperti tangan, kaki, atau area genitalia. Ruam lalu berubah menjadi benjolan yang kemudian pecah seiring waktu berjalan.

Gejala cacar monyet umumnya berlangsung selama 2-4 minggu dan bisa hilang tanpa pengobatan.

Demikian penjelasan mengenai apa ciri-ciri cacar monyet yang perlu diketahui. Jangan lupa untuk mewaspadainya dan segera hubungi layanan kesehatan jika mengalami gejala di atas. (net)

Advertisement

TIMETODAY.ID – Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting. Organ satu ini berfungsi dalam menyaring racun yang masuk ke dalam tubuh.

Ginjal yang rusak akan berdampak pada seluruh organ tubuh hingga memicu berbagai masalah kesehatan.

Berikut kebiasaan yang perlu anda ketahui yang bisa merusak ginjal.

Kebiasaan yang merusak ginjal

1. Kurang tidur

Mendapatkan istirahat malam yang baik sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan, terutama pada ginjal. Fungsi ginjal diatur oleh siklus tidur-bangun yang membantu mengkoordinasikan beban kerja ginjal selama 24 jam.

2. Kurang asupan air

Tetap terhidrasi dengan baik membantu ginjal membersihkan natrium dan racun dari tubuh. Minum banyak air juga merupakan salah satu cara terbaik untuk menghindari batu ginjal yang menyakitkan.

Orang yang memiliki masalah ginjal atau gagal ginjal mungkin perlu membatasi asupan cairan mereka. Namun, bagi kebanyakan orang, minum 1,5 hingga 2 liter air per hari adalah target yang sehat.

3. Merokok

Faktanya, merokok memang tidak baik untuk paru-paru atau jantung. Tapi, tahukah Anda bahwa merokok juga tidak baik untuk ginjal?

Orang yang merokok lebih mungkin memiliki protein dalam urine yang merupakan sebuah tanda pada kerusakan ginjal.

4. Terlalu lama duduk

Duduk dalam waktu yang lama kini telah dikaitkan dengan perkembangan penyakit ginjal.

Diketahui, aktivitas fisik yang lebih sering berhubungan dengan peningkatan metabolisme glukosa, yang merupakan salah satu faktor penting dalam kesehatan ginjal.

5. Terlalu banyak makanan manis

Terlalu banyak konsumsi gula dapat menyebabkan obesitas, yang meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes. Keduanya dapat menyebabkan penyakit ginjal.

6. Terlalu banyak konsumsi daging

Protein hewani menghasilkan asam dalam jumlah tinggi dalam darah yang dapat berbahaya bagi ginjal dan menyebabkan asidosis.

Asidosis merupakan suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menghilangkan asam dengan cukup cepat.

7. Konsumsi terlalu banyak garam

Pola makan yang tinggi garam dapat meningkatkan tekanan darah dan membahayakan ginjal. Sebagai gantinya, bumbui makanan dengan rempah-rempah, alih-alih garam.

8. Konsumsi makanan olahan

Makanan olahan adalah sumber natrium dan fosfor yang signifikan. Banyak orang yang memiliki penyakit ginjal perlu membatasi fosfor dalam makanan mereka.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan fosfor yang tinggi dari makanan olahan pada orang tanpa penyakit ginjal mungkin berbahaya bagi ginjal dan tulang.

9. Minum alkohol secara berlebihan

Terlalu banyak konsumsi minuman beralkohol telah ditemukan menggandakan risiko penyakit ginjal kronis. Peminum berat yang juga merokok memiliki risiko masalah ginjal yang lebih tinggi.

Perokok yang merupakan peminum berat memiliki kemungkinan terkena penyakit ginjal kronis dibandingkan orang yang tidak merokok atau minum alkohol secara berlebihan.

10. Sering konsumsi obat pain killer

Obat pereda sakit yang dijual bebas dapat meringankan rasa sakit dan nyeri. Sayangnya, obat ini dapat membahayakan ginjal, terutama jika Anda sudah memiliki penyakit ginjal. Kurangi penggunaan obat pain killer secara teratur dan jangan pernah melebihi dosis yang disarankan.

Advertisement