TIMETODAY.ID – Dengan tersebarnya berita mengenai hubungan gelap selebgram Ira Nandha, yang mengungkapkan bukti selingkuh suaminya, Elmer, seorang pilot, dengan rekan kerjanya, Bella, seorang pramugari di maskapai yang sama, sekarang muncul sebuah fenomena menarik terkait perselingkuhan di berbagai profesi.
Menurut laporan Newsweek, Senin (1/1/2024), survei dengan melibatkan 3.800 responden di Inggris menunjukkan bahwa 85 persen dari kasus perselingkuhan berawal dari lingkungan kerja. Bahkan, satu dari lima karyawan mengakui ketidaksetiaan terhadap rekan kerja mereka.
Berikut adalah beberapa profesi yang dianggap memiliki potensi besar untuk terlibat dalam perselingkuhan, berdasarkan survei tersebut :
Ikuti terus berita terhangat dari timetoday.id via whatsapp TIMETODAY WA CHANNEL
- Penjualan (14,5 persen): Profesi di bidang penjualan menduduki peringkat tertinggi dalam kasus perselingkuhan di tempat kerja, dengan persentase sebesar 14,5 persen.
- Guru (13,7 persen): Meskipun dianggap profesi mulia, guru tidak terlepas dari sisi gelap, menempati urutan kedua dengan persentase 13,7 persen.
- Petugas kesehatan (12,5 persen): Profesi petugas kesehatan, yang tak terduga, juga masuk dalam daftar profesi yang rentan terhadap perselingkuhan di tempat kerja, dengan persentase sebanyak 12,5 persen.
Selain tiga profesi tersebut, ada beberapa profesi lain yang dianggap memiliki potensi besar untuk terlibat dalam perselingkuhan di tempat kerja, seperti transportasi dan logistik, perhotelan dan manajemen acara, teknik dan manufaktur, properti dan konstruksi, akuntansi, perbankan dan keuangan, serta teknologi informasi dan angkatan bersenjata.
Namun, beberapa profesi, meski memiliki potensi untuk terlibat dalam perselingkuhan, cenderung tidak melaporkan kasus tersebut.
Profesi-prosesi ini termasuk sains dan farmasi, bisnis, konsultasi, dan manajemen, penegak hukum dan keamanan, seni dan desain kreatif, media dan pengacara.
Data ini memberikan wawasan tentang dinamika perselingkuhan di tempat kerja, mengajak masyarakat untuk lebih memahami faktor-faktor yang memengaruhi interaksi di lingkungan profesional.
Semoga kesadaran akan etika dan kepercayaan dapat meningkat, menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan harmonis. ***
Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News
