UMKM di Indonesia Terancam”Dibunuh” Aplikasi Buatan China

UMKM di Indonesia
Pameran produk hasil kerajinan anak jalanan @bambukeun.id. Foto : timetoday.id

TIMETODAY.ID –  Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengindikasikan bahwa pemerintah telah mengantisipasi kehadiran aplikasi perdagangan lintas batas dari China yang bernama Temu.

Kementerian tersebut mengungkapkan bahwa pemerintah telah mengeluarkan sejumlah regulasi terkait masuknya aplikasi yang berpotensi mengancam UMKM di Indonesia.

“Kita memang mengamati perkembangan terbaru terkait perdagangan lintas batas yang menjadi perhatian pemerintah, salah satunya adalah munculnya Temu setelah TikTok,” ujar Herfan Brilianto Mursabdo, Asisten Deputi Bidang Koperasi dan UMKM, dikuti dari CNBC Indonesia.com, Kamis (13/6/2024).

Advertisement

Temu, yang dikembangkan oleh PDD Holdings, telah sukses memasuki pasar internasional di luar China. Aplikasi ini telah mendapat lebih dari 100 juta unduhan di Google Play Store dengan fokus pada penawaran produk China diskon.

Baca Juga :  Resep Masakan Bakwan Pontianak

Untuk menghadapi potensi dampak negatif aplikasi perdagangan lintas batas terhadap ekonomi Indonesia, pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023. Regulasi ini mencakup syarat dan ketentuan untuk mengatur aktivitas jual-beli online antar negara.

Herfan menjelaskan bahwa peraturan tersebut bertujuan untuk mengatur aplikasi-aplikasi tersebut tanpa menghambat inovasi, tetapi untuk memastikan regulasi yang lebih tepat.

Selain itu, peraturan ini juga memisahkan definisi antara media sosial dan e-commerce, serta mewajibkan perusahaan e-commerce yang ingin beroperasi di Indonesia untuk membuka kantor perwakilan di negara ini.

Baca Juga :  Januari 2024, Tarif Cukai Hasil Tembakau Dipastikan Naik 10 Persen

“Aturan ini salah satunya untuk memastikan bahwa aplikasi-aplikasi tersebut tidak secara langsung merusak kondisi UMKM di Indonesia,” tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki, juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap Temu. Menurutnya, aplikasi ini telah menyebar ke 58 negara dan terhubung langsung dengan 80 pabrik di China, dengan potensi dampak yang lebih besar daripada TikTok Shop.

“Dibandingkan dengan TikTok yang masih melibatkan reseller dan afiliator, Temu memiliki potensi untuk langsung mengurangi lapangan kerja,” kata Teten. ***

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp timetoday wa channel

=========================================================