MENANAM KEBAIKAN SAAT SEKOLAH MAKA MEMANEN SAAT BEKERJA

HERU_OPINI
FOTO : IST

Oleh : Heru B Setyawan (Pemerhati & Aktivis Pendidikan)

ADA peribahasa yang berbunyi yaitu apa yang ditabur, itu yang akan kita tuai” adalah pepatah yang berarti konsekuensi masa depan pasti dibentuk oleh tindakan saat ini.

Jadi segala sesuatu yang terjadi pada hari ini adalah hasil dari hal-hal yang telah kita lakukan dimasa lalu.

Advertisement

Hikmah dari peribahasa ini adalah jika kita menanam kebaikan saat sekolah atau saat muda, maka kita akan memanen saat kita bekerja, berkarier dan saat kita menghadapi masa pensiun di usia tua. Contohnya banyak sekali, yaitu:

Jika kita saat muda terbiasa menabung, maka saat bekerja juga rajin menabung yang pada akhirnya saat pensiun kita punya tabungan yang sangat bermanfaat bagi kebutuhan kita.

Jika kita terbiasa berolah raga saat muda, maka badan kita jadi segar dan sehat walafiat serta gas pol saat kita bekerja, bahkan saat kita tua masih gagah dan produktif.

Baca Juga :  JANGAN MUDAH MENYALAHKAN MURID

Contoh ini sering kita jumpai pada para mantan atlit dan purnawirawan polisi/TNI.

Saat muda rajin membaca, menghafalkan Al Qur’an dan mondok di pondok pesantren, maka saat bekerja jadi ulama.

Saat muda menjaga kesehatan dengan baik yaitu dengan tidak merokok, maka saat bekerja sehat walafiat, jarang sakit, jarang ijin dan kerjanya juga gas pol dan produktif.

Saat muda terbiasa jujur dan tidak suka curang, tidak mau nyontek dan kerja sama dengan temannya saat ulangan di sekolah, maka saat bekerja juga istiqomah jujur, sehingga jika jadi pimpinan juga tidak akan korupsi.

Seperti juga penulis, saat SD, SMP dan SMA suka membaca koran dan majalah, maka sekarang menjadi penulis, dan masih banyak contoh yang lainnya.

Jadi kesimpulannya segala sesuatu yang kita lakukan secara berulang (istiqomah) maka itu akan menjadi kebiasaan (habit).

Baca Juga :  Komisi III DPRD Kota Bogor Awasi Pembangunan Blok I RSUD

Ada yang mengatakan jika ingin istiqomah melakukan kebaikan maka, minimal kita harus melakukan minimal sebanyak 30 kali, 40 kali bahkan 70 kali.

Makanya puasa ramadhan dilakukan sebanyak 30 hari, hal ini kita rasakan jika kita puasa ramadhan untuk pertama kali saat anak-anak, maka rasanya berat setengah mati.

Tapi untuk puasa tahun selanjutnya kita puasa nyaman dan tidak terasa berat, karena sudah terbiasa tersebut. Makanya ada pepatah”Bisa karena terbiasa”.

Ayo mulai sekarang untuk menanam kebaikan sekecil apapun, misalnya membersihkan sampah, menyingkirkan duri/paku di pinggir jalan, tersenyum dengan sesama dan lain-lain.

Siapa tahu dengan menanam kebaikan kecil itu bisa mengantarkan kita ke surganya Tuhan Yang Maha Kuasa. Jayalah Indonesiaku. ***

 

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp timetoday wa channel

=========================================================