MENCEGAH TAWURAN PELAJAR DENGAN KARAKTER INKLUSIF

HERU_OPINI
FOTO : IST

Oleh : Heru B Setyawan (Pemerhati & Aktivis Pendidikan)

MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian dari karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter juga bisa dipahami sebagai tabiat atau watak.

Dalam istilah psikologi, yang disebut karakter adalah watak perangai sifat dasar yang khas satu sifat atau kualitas yang tetap terus menerus dan kekal yang dapat dijadikan ciri untuk mengidentifikasi seorang pribadi.

Advertisement

Dengan demikian, menurut penulis bahasa yang gampang pengertian dari karakter adalah  orang yang  mempunyai kepribadian yang khas.

Dan sudah lama menjadi jati dirinya. Misal karakternya jujur, bertanggungjawab, disiplin, adil, amanah, tegas, berwibawa, sopan, santun, murah tersenyum dan lain-lain.

Atau justru mempunyai karakter sebaliknya yaitu: bohong, tidak bertanggungjawab, bebas dan semau gue, tidak adil, dzolim, khianat, plintat-plintut, tidak berwibawa, sombong, kasar bicaranya, cemberut wae dan lain-lain.

Baca Juga :  Aksi Heroik Anggota Polisi di Bogor Bantu Gendong Kakek Difabel Tuai Pujian

Sedangkan inklusif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yaitu termasuk atau terhitung. Namun dalam konteks yang lebih luas, penggunaan kata inklusif lebih dari itu.

Definisi kamus tentang inklusif adalah sesuatu yang tidak meninggalkan siapa pun, bagian atau kelompok.

Lebih lanjut, Inklusif adalah upaya untuk menempatkan diri ke dalam cara pandang orang lain dalam memandang atau memahami masalah. Inklusif artinya ialah mengajak atau mengikutsertakan.

Hal ini mengimplikasikan bahwa sikap ini sangat diperlukan dalam sebuah lingkungan pada jaman modern ini.

Jika murid sudah punya karakter inklusif, maka insyaAllah tidak akan terjadi tawuran, karena para pelajar tidak akan timbul anggapan bahwa kelompoknya yang paling benar, sementara kelompok pelajar yang lain itu salah.

Baca Juga :  AGAR HATI LAPANG SELUAS SAMUDRA

Atau sekolah saya paling baik, sementara sekolah lain jelek adanya. Atau yang ekstrim sekolah saya yang jago tawuran, sementara sekolah lain cemen.

Selanjutnya setelah pelajar punya karakter inklusif, maka antara sesama murid akan terjadi kolaborasi (kerjasama).

Karena sesama murid  sudah mengerti dan paham akan adanya perbedaan pemikiran dalam hidup ini.

Bukankah Inklusif itu adalah upaya untuk menempatkan diri ke dalam cara pandang orang lain dalam memandang atau memahami masalah.

Baik saatnya para pelajar di seluruh Indonesia, bahkan di dunia untuk punya karakter inklusif agar tidak terjadi tawuran. Jayalah Indonesiaku. ***

 

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp timetoday wa channel

=========================================================