Usai Hadiri Makan Malam Natal, 2.600 Pekerja Airbus Atlantic Keracunan

Airbus Atlantic

TIMETODAY.ID – 2.600 pekerja di perusahaan dirgantara Prancis, Airbus Atlantic, mengalami keracunan makanan setelah menghadiri acara makan malam mewah dalam rangka merayakan Natal, yang diselenggarakan di restoran perusahaan mereka sendiri.

Otoritas kesehatan lokal sedang melakukan penyelidikan untuk menemukan penyebab wabah gastroenteritis tersebut.

Makan malam tersebut diadakan di restoran perusahaan di Montoir-de-Bretagne, wilayah Loire-Atlantique, Prancis barat.

Advertisement

Menu mewah mencakup hidangan seperti foie gras, scallops, lobster, dan tournedos, diakhiri dengan hidangan penutup seperti ice-cream logs dan hazelnut serta cokelat mousse, dengan biaya €15 (sekitar Rp 255.000) per orang.

Para pekerja yang terkena dampak menunjukkan gejala muntah dan/atau diare setelah mengonsumsi makan malam Natal pada 14 Desember 2023.

Baca Juga :  121 Warga Bogor Keracunan Usai Menyantap Makanan Tahlilan

Mayoritas mengalami sakit dalam rentang waktu 24 hingga 48 jam setelah acara tersebut.

Otoritas kesehatan menyatakan bahwa mereka belum dapat mengidentifikasi penyebab keracunan massal ini dan sedang menyelidiki apakah disebabkan oleh bakteri dalam makanan atau virus gastroenteritis yang sangat menular.

Menurut juru bicara otoritas kesehatan setempat yang dikutip dari Guardian (24/12/2023), “Penyelidikan masih berlangsung.”

Seorang karyawan yang hanya disebut sebagai Nolwenn mengungkapkan, “Saya merasa sakit kepala seperti yang belum pernah saya alami sebelumnya. Ini lebih buruk daripada melahirkan.”

Jean-Claude Iribarren, sekretaris komite kerja Airbus Atlantic, menyatakan bahwa makanan tersebut disiapkan oleh kantin perusahaan.

Baca Juga :  Polri Prediksi Puncak Arus Libur Natal 22-23 Desember 2023

“Seperti yang kami lakukan setiap tahun, kami mengadakan makan malam Natal untuk 2.600 orang dengan banyak pemasok lokal. Kami diwajibkan untuk menyimpan sampel dari setiap produk yang disajikan di restoran. Sampel-sampel tersebut akan dianalisis oleh ARS (otoritas kesehatan), dan penyelidikan diperkirakan akan memakan waktu beberapa hari lagi,” katanya.

Seorang juru bicara dari Airbus menyatakan bahwa tidak ada laporan mengenai orang yang mengalami sakit serius.

Airbus Atlantic, anak perusahaan produsen pesawat terbesar di dunia, Airbus, mempekerjakan 15.000 karyawan di lima negara. ***

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News

=========================================================