TIMETODAY.ID – 30 mahasiswi semester 6 dari Program Studi Hubungan Internasional Universitas Darussalam Gontor telah mengikuti pembelajaran langsung mengenai diplomasi Sister City di Kota Bogor.
Kunjungan ini melibatkan pertemuan resmi dengan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, yang berlangsung di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Rabu (24/1/2024).
Menurut Ida Susilawati, Dosen Prodi Hubungan Internasional Universitas Darussalam Gontor, sebanyak 30 mahasiswi tersebut datang untuk memperdalam pemahaman dan mengembangkan wawasan terkait mata kuliah diplomasi, terutama diplomasi Sister City, langsung dari Kota Bogor yang dikenal aktif menjalin hubungan Sister City di berbagai kota, baik di Jepang maupun Eropa.
“Bogor termasuk kota yang sangat aktif dalam pengembangan Sister City. Setelah kunjungan ini, mahasiswi akan membuat laporan dan artikel terkait Sister City di Kota Bogor,” ungkapnya.
Dicky Iman Nugraha, Kepala Bagian Tata Pemerintah (Tapem) Setda Kota Bogor, menjelaskan bahwa Sister City merupakan bentuk kerja sama daerah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 tahun 2018 tentang kerja sama daerah. Kerja sama ini harus memenuhi dua aspek utama, yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat dan percepatan kualitas pelayanan publik.
Nugraha menekankan bahwa kerja sama pemerintah daerah di luar negeri harus didasarkan pada persetujuan pemerintah pusat. Ada dua bentuk kerja sama luar negeri, yaitu provinsi kembar dan Sister City. Persyaratan lainnya termasuk adanya hubungan diplomatik antara pemerintah daerah yang bekerja sama.
“Kerjasama harus berfokus pada urusan pemerintah daerah dan sesuai dengan kewenangan daerah. Kota Bogor seringkali menjalin kerja sama dengan luar negeri dan daerah lain, terutama karena banyak pembangunan di Kota Bogor yang didukung tanpa menggunakan anggaran APBD yang terbatas,” jelas Nugraha. ***
Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp TIMETODAY WA CHANNEL