TIMETODAY.ID, BOGOR – Tim seleksi penilai Rechecking Apresiasi dari Provinsi Jawa Barat mengunjungi Kampung Keluarga Berkualitas (KB) yang berlokasi di Agro Eduwisata Organik (AEWO) Ciharashas, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jumat (27/5/2022).
Wali Kota Bogor, Bima Arya melalui sambungan video menyampaikan, ikhtiar program-program Keluarga Berkualitas (KB) yang telah dilaksanakan diharapkan mampu dipahami dan didukung oleh semua masyarakat. Sehingga bisa dilihat, dipantau dan dinilai penerapannya dan memberikan hasil yang baik.
Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah didampingi perwakilan perangkat daerah terkait dan aparatur wilayah Bogor Selatan menceritakan pengembangan kawasan AEWO Ciharashas, Kelurahan Mulyaharja serta fasilitas pendukungnya dengan kekuatan warga sebagai mesin pendorong utama yang dimulai tahun 2017 dan sempat terhenti akibat pandemi Covid-19.
Kekuatan warga sebagai pendorong utama kata Syarifah, ditujukan agar warga tidak tergantung dengan masyarakat di luar. Dalam prosesnya mendapat bantuan dari pusat maupun kegiatan lain sehingga bangkit kembali.
Semangat warga di awal pembukaan kawasan AEWO Mulyaharja dan diviralkan Wali Kota Bogor memberikan efek yang cukup menggembirakan, padahal secara kesiapan belum 100 persen.
Disisi lain, Syarifah menambahkan, seiring perkembangan dan antusiasme membangun wilayah berdampak pada kepesertaan Keluarga Berkualitas (KB), pasangan usia subur meningkat dari 66,18 persen menjadi 78,47 persen.
Introduksi program-program pemerintah menjadi lebih mudah dilaksanakan manakala masyarakat sudah mulai giat lagi dan antusiasme membangun wilayahnya.
Inovasi yang dilakukan tidak sebatas pengembangan kawasan, tetapi juga pada kualitas hidup, diantaranya inovasi untuk penurunan angka stunting yang awalnya 49 turun menjadi 25 dalam kurun dua tahun. Hal lain yang mendukung adalah peningkatan ekonomi sehingga memiliki kemampuan meningkatkan pangan keluarganya.
“Angka stunting di Kota Bogor belum disepakati, di Jawa Barat kami dinyatakan 14 persen, sementara berdasarkan data penimbangan sudah mencapai 5 persen. Namun apapun itu ikhtiar menurunkan angka stunting menjadi yang utama. Katanya ada tiga hal yang bisa mempengaruhi penurunan angka stunting dan untuk meningkatkan kualitas hidup yaitu struktur, aktor dan kultur,” sebut Syarifah.
Syarifah menyebut, Pentahelix yang sudah terbangun di Kampung Ciharashas cukup baik dan menjadi salah satu faktor pendukung kebangkitan AEWO Ciharashas.
Diantaranya IPB University, UIKA Bogor, Universitas Sahid, UI serta pihak lain yang diajak berkolaborasi dalam memberikan pembinaan membangun wilayah, membangun keluarga dan potensi wisata yang ada.
Kehadiran CSR dari BJB, Perumda Bank Kota Bogor, Sosro dan lainnya, sehingga dalam proses perubahan lebih lanjut tidak bergantung dari APBD Kota Bogor.
“Yang membahagiakan kami adalah program ini tidak top down tetapi bottom up. Desain termasuk jalan dan sebagainya adalah usulan dari para warga dan pemuda Kampung Ciharashas, alhamdulilah warga bisa mandiri dalam melaksanakan perubahan dan pengembangan wilayahnya. Padi yang ditanam adalah termasuk jenis organik yang menjadi laboratorium penelitian beberapa perguruan tinggi dan lembaga penelitian, sehingga dinamakan agro eduwisata organik,” kata Syarifah.
Untuk sebuah kota, AEWO Ciharashas yang disebut Bima Arya sebagai surga yang tersisa, ungkap Syarifah menjadi satu berkah karena tidak banyak yang memiliki kawasan seperti itu.
Dari potensi yang ada dan terus dikembangkan secara optimal oleh warga sekitar mampu meningkatkan tingkat kunjungan, totalnya kurang lebih mencapai 160 ribu pengunjung yang datang secara bertahap.
Bahkan, saat pandemi pendapatan harian yang diterima masyarakat berkisar 23 – 25 juta per bulan dan saat ramai bisa mencapai Rp 50 juta dari pengelolaan, mulai dari petugas parkir, pemandu serta lainnya.
Adapun tim Rechecking Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang datang dipimpin Siska Gerfianti bersama Wiwin Winarni, Ricki Herdian Syah dari PKK Provinsi Jawa Barat Kelompok Kerja (Pokja 4 TP PKK Provinsi Jawa Barat, Agung Rusmanto dari BKKBN Jawa Barat serta Winda Fk dari BKKBN Jawa Barat. (*/ri)
Advertisement