Oleh : Heru B Setyawan (Pemerhati & Aktivitas Pendidikan)
NONGKRONG dengan berkumpul bersama keluarga tercinta, saudara, teman, rekanan bisnis, tetangga, atau teman organisasi itu sungguh nikmat dan bahagia. Biasanya suasananya penuh keceriaan, hangat dan heboh serta bernilai positif.
Bernilai positif karena adanya kegiatan silaturahmi, bukankah kita semua tahu bahwa, banyak manfaat dari silaturahmi.
Seperti contoh, yakni diantaranya menambah rejeki, membuat panjang umur, membawa keberkahan dan menghilangkan sifat ego kita.
Tetapi jika yang nongkrong itu sesama pelajar SMA/SMK setelah mereka pulang sekolah atau bahkan kabur dari sekolah, wah ini yang berbahaya bro.
Karena biasanya jika anak pelajar nongkrong maka minimal kegiatannya ngrobol ngalur-ngidul yang tidak ada manfaatnya.
Selain ngerumpi, biasanya diselingi dengan merokok serta minum kopi atau soft drink, ini masih mending dan wajar (menurut kaca mata pelajar).
Yang berbahaya adalah yang bersifat negatif dan kriminal seperti minum minuman keras (miras) dan melakukan bullying serta tawuran.
Pelajar nongkrong itu tidak mungkin melakukan hal-hal yang positif, misal mengerjakan tugas dari gurunya atau mengerjakan tugas pekerjaan rumah (PR).
Apalagi saat nongkrong tidak mungkin akan membahas serta memikirkan untuk kemajuan bangsa dan negara. Atau melakukan diskusi ilmiah untuk kemajuan umat, sangat impossible bro.
Dari nongkrong para pelajar ini, maka akan timbul, budaya santai dan happy bermain musik dengan gitar, budaya merokok dikalangan pelajar, bullying atau perundungan.
Dan, timbulnya geng motor yang brutal, coba-coba dengan miras dan narkoba, puncaknya akan terjadi tawuran antar pelajar, yang sampai sekrang masih sering terjadi.
Bahkan tawuran antar pelajar ini tidak hanya melanda sekolah swasta yang kurang favorit atau sekolah swasta yang bermasalah, tapi juga terjadi di sekolah negeri yang favorit.
Bahkan beberapa waktu yang lalu terjadi juga tindak kekerasan ini terjadi di sekolah bertaraf yang internasional.
Patut kita apresiasi dan rasa hormat pada salah satu ulama di Bogor Raya, yaitu Habib Mahdi bin Hamzah Assegaf yang mengajak anak muda (SMP, SMA, SMK, mahasiswa dan pemuda/pemudi).
Untuk bersholawat tiap malam minggu. Ini adalah bentuk nyata Beliau peduli terhadap perkembangan akhlak anak muda.
Salah satu syair lagunya yang terkenal adalah, “Malam-malam minggu malam yang kutunggu-tunggu, masih banyak yang bermaksiat, masih banyak aliran sesat, Syam Mania tetap semangat jadikan Kota Bogor Kota Sholawat,”.
Dengan tiap malam minggu bersholawat, maka insyaAllah kegiatan nongkrong pelajar akan berkurang dan akhirnya hilang. Jayalah Indonesiaku. ***