TIMETODAY.ID – Empty sella syndrome (ESS) merupakan kondisi langka, dimana kelenjar pituari menyusut atau menjadi rata. Kelenjar ini berfungsi menghasilkan beberapa hormon penting untuk kesehatan.
Penyakit yang terbilang langka yaitu salah satunya empty sella syndrome yang diidap Ruben Onsu dan masih terus menjadi sorotan.
Beberapa waktu lalu, Ruben Onsu yang mengabarkan tentang penyakit yang dideritanya, doa pun berdatangan dari banyak orang.
ESS bisa terjadi saat seseorang memiliki sella tursika yang membesar. Sella tursika merupakan tempat dimana kelenjar pituari berada di dasar otak.
Ada dua jenis ESS yang diketahui. Pertama adalah ESS primer yang lebih sering terjadi pada wanita obesitas dan memiliki tekanan darah tinggi.
Kedua adalah ESS sekunder yang bisa disebabkan perubahan genetik, cedera, terapi radiasi, atau prosedur pembedahan tertentu.
Gejala empty sella syndrome seperti yang diidap Ruben Onsu pada dasarnya akan saling berbeda pada masing-masing pasien. Gejala juga akan tergantung pada usia dan penyebab ESS yang ditemukan.
Maka dari itu untuk mewaspadai penyakit ini, kamu perlu tahu gejala-gejalanya.
Gejala Empty Sella Syndrome
- sakit kepala
- tekanan darah tinggi
- kelelahan
- impotensi (pada pria)
- gairah seks rendah
- menstruasi tidak teratur
- infertilitas
Pada kasus yang jarang terjadi, empty sella syndrome seperti yang diidap Ruben Onsu bisa juga memicu beberapa gejala seperti berikut:
- rasa tertekan di kepala
- cairan tulang belakang bocor dari hidung
- bengkak di mata
- penglihatan kabur