TIMETODAY.ID, BOGOR – Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Bogor Ari Priyono mengungkapkan dua pertiga pemukiman padat penduduk di Kota Bogor menjadi faktor terjadinya banjir lintasan hingga tanah longsor.
Selain pemukiman, dua bencana tersebut terjadi karena adanya kelalaian masyarakat yang jarang memperhatikan saluran limbah cair rumah tangga dan juga saluran air hujan. Sehingga air tersebut langsung mengalir ke sungai ditambah aliran air sepanjang aliran sungai. Sehingga menjadikan volume air meluap.
Ari membeberkan, terkait kebencanaan yang kerap terjadi di Kota Bogor selain sebagai kota hujan, Bogor juga memiliki keunikan, yakni merupakan bertemunya angin laut dengan darat. Sehingga berpotensi terjadinya bencana Hidrometeorologi
Hal itu dapat dilihat dari curah hujan dengan intensitas tinggi, dimana rata-rata berkisar 100 milimeter per detik, artinya jika dikalikan dalam hitungan 10 menit air yang sudah tertampung kurang lebih 100 liter. Sementara, sarana dan prasarana yang ada di Kota Bogor terkait saluran air belum mencukupi kapasitas tersebut. Oleh sebab itu, beberapa titik terjadi banjir lintasan,
“Artinya memang banjir lintasan ini kontur tanahnya rata-rata rendah. Karena topografi Kota Bogor berundak-undak sehingga ada kawasan-kawasan tertentu yang sebelumnya memang kurang baik untuk tempat tinggal karena berpotensi genangan airnya sangat tinggi,” terang Ari kepada wartawan saat ditemui di Hotel Salak, Selasa (27/12/2022).
Ari mencontohkan, terdapat tiga wilayah yang sangat rentan dan riskan terjadi banjir lintasan, seperti di wilayah Bogor Selatan, Bogor Barat dan Bogor Tengah yang tercatat sebagai pemukiman padat penduduk ditambah kontur tanahnya yang berundak-undak.
“Di daerah Kota Bogor ini kurang lebih 1500 meter persegi kepadatan pendudukanya, artinya sudah sangat rapat ditambah kontur tanahnya yang juga berundak-undak yang mengakibatkan sering terjadinya longsor itu karena kawasan padat pemukiman, artinya dua pertiga wilayah Kota Bogor adalah pemukiman yang padat penduduk,” bebernya.
Berdasarkan catatannya, sepanjang bulan Januari hingga November 2022 terjadi 29 kali peristiwa banjir lintasan, sedangkan untuk tanah longsor sebanyak 138 kejadian.
Seperti diketahui, sambung Ari pada 11 Oktober 2022 lalu gang Barjo ditimpa bencana, artinya bencana tersebut menjadi cerminan bahwa potensi-potensi bencana seperti itu sering terjadi pada wilayah-wilayah yang konturnya berundak-undak.
“Kita lihat di gang Barjo, itu kurang lebih 144 KK terdampak lalu tempat tinggalnya kurang lebih 68 yang rusak, tiga rumah rusak berat. Kalau kita lihat dari potensinya itu terjadi disebabkan oleh saluran air yang tidak adanya perawatan,” ungkapnya.
Untuk meminimalisir peristiwa serupa terjadi, BPBD dan Dinas Perumahan dan Permukiman (Diseperumkim) Kota Bogor tengah menyosialisasikan dan menginformasikan bagaimana untuk mengelola sehingga air tersebut dapat terurai.