TIMETODAY.ID – Presiden terpilih Prabowo Subianto memanggil politikus Partai Golkar, Meutya Hafid, ke kediamannya di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Senin (14/10/2024).
Kunjungan ini serupa dengan pertemuan sejumlah calon menteri yang dipanggil Prabowo menjelang pemilihan anggota kabinetnya sebelum pelantikannya pada 20 Oktober 2024.
Sepak terjang karir Meutya Hafid
Meutya Viada Hafid, seorang wartawati yang dikenal gigih, kini menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR-RI sejak 2019.
Lahir pada 3 Mei 1978, Meutya memulai kariernya sebagai jurnalis di Metro TV, di mana ia menjadi pembawa acara sejumlah program berita penting.
Pengalamannya yang luar biasa di dunia jurnalisme turut membentuk karakternya sebagai politisi yang tangguh.
Meutya pertama kali masuk ke dunia politik pada tahun 2010 sebagai anggota DPR-RI, menggantikan Burhanuddin Napitupulu yang meninggal dunia.
Meutya merupakan kader Partai Golkar dan mewakili daerah pemilihan Sumatera Utara. Selain menjabat sebagai Ketua Komisi I, Meutya aktif dalam berbagai organisasi, termasuk sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Polhukam dan Media DPP Ormas MKGR.
Karier Meutya sebagai jurnalis mendapat pengakuan internasional ketika ia menjadi korban penyanderaan di Irak pada Februari 2005.
Saat itu, Meutya bersama juru kamera Metro TV, Budiyanto, diculik oleh sekelompok pria bersenjata.
Setelah tiga hari tanpa komunikasi dengan kantor, mereka berhasil dibebaskan pada 21 Februari 2005.
Pengalaman ini kemudian ia tuangkan dalam buku berjudul 168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak, yang diluncurkan pada 28 September 2007.
Sebagai seorang jurnalis, Meutya menerima berbagai penghargaan, salah satunya adalah Penghargaan Jurnalistik Elizabeth O’Neill dari pemerintah Australia pada 11 Oktober 2007.
Penghargaan tersebut diberikan sebagai pengakuan atas dedikasi dan profesionalismenya dalam dunia jurnalisme.
Pada 19 Februari 2008, ia juga dianugerahi penghargaan alumni Australia untuk kategori Jurnalisme dan Media.
Meutya kemudian melanjutkan karier politiknya di Partai Golkar. Pada 2010, ia sempat maju sebagai calon Wakil Wali Kota Binjai, meski sayangnya kalah dalam pemilihan tersebut. Namun, kekalahan tersebut tidak menyurutkan langkahnya di dunia politik.
Di tahun yang sama, ia dilantik menjadi anggota DPR antar waktu menggantikan Burhanuddin Napitupulu.
Dengan pengalaman panjang di dunia jurnalisme dan politik, Meutya Hafid kini menjadi salah satu politisi perempuan terkemuka di Indonesia.
Dia terus berkiprah sebagai Ketua Komisi I DPR, yang mengawasi bidang pertahanan, luar negeri, dan komunikasi di Indonesia, sambil tetap memperjuangkan isu-isu penting yang mempengaruhi masyarakat. (Sumber Wikipedia).
Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp timetoday wa channel