Krisis Air Bersih di NTB-NTT, Influencer Galang Dana Lewat Fun Run untuk Bantu Penyandang Disabilitas

Krisis air bersih
Dari kiri ke kanan : Marga Anggrianto-Managing Director KebunRaya.id, Anjasmara Prasetya-Founder of Arkamaya Asmara Production & Anala, Linda Sukandar-Resource Mobilisation Director, Yayasan Plan International Indonesia, Diah Palupi - Pelari Jelajah Timur. Foto : timetoday.id

TIMETODAY.ID – Krisis air bersih di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi tantangan besar, terutama bagi penyandang disabilitas.

Mereka harus membeli air atau mengantre berjam-jam setiap hari bersama warga desa lainnya. Perjalanan menuju sumber air sering kali tidak aman, dan bagi yang membeli air, tambahan biaya menjadi beban berat.

Situasi ini semakin memperburuk kondisi kehidupan mereka, baik dari segi kesehatan maupun kesejahteraan.

Advertisement

Baiq Hadijah, partisipan program Water for Women dari Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia), mengungkapkan bahwa banjir bandang dan kekeringan yang kian sering terjadi telah berdampak serius bagi penyandang disabilitas.

Mereka adalah kelompok yang paling tertinggal dalam akses air bersih dan sanitasi.

Merespons kondisi ini, tiga influencer, Anjasmara Prasetya, Diah Palupi, dan Putu Sutha, tergerak untuk menggalang dana.

Baca Juga :  Kemarau Panjang, Warga Citeko Puncak Rela Antre Sejak Subuh Demi Air Bersih

Bersama Kebun Raya Bogor, mereka menginisiasi kegiatan Charity Fun Run 5K bertajuk “Keliling Kebun,” yang diikuti oleh 600 pelari pada Sabtu, 28 September 2024.

Seluruh dana yang terkumpul akan disalurkan melalui Plan Indonesia untuk membangun fasilitas air bersih di desa-desa di NTB dan NTT.

Anjasmara mengungkapkan bahwa idenya berawal dari pengalaman Diah Palupi yang berkunjung ke NTT.

Saat kembali, ia menceritakan kondisi desa yang sangat kekurangan air bersih. Hal ini menginspirasi mereka untuk membuat kampanye penggalangan dana lewat kegiatan lari gembira atau fun run yang diharapkan dapat menarik banyak partisipasi masyarakat.

Sementara itu, Linda Sukandar, Direktur Resource Mobilization Plan Indonesia, menyambut baik inisiatif ini dan berharap lebih banyak masyarakat tergerak untuk mendukung, sehingga Plan Indonesia dapat mewujudkan akses air bersih bagi tiga desa di NTB dan NTT tahun ini.

Baca Juga :  Mengupas Perkembangan Paralimpiade, dari Tahun 1960 Hingga Paris 2024

Krisis air bersih di NTB dan NTT diperparah oleh medan geografis yang sulit dan musim kemarau panjang.

Warga, termasuk perempuan dan anak-anak, harus berjalan jauh dan melewati jalur yang berbahaya demi mendapatkan air bersih.

Hal ini tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga pendidikan, ekonomi, dan keamanan warga, terutama perempuan yang sering kali bertanggung jawab untuk menyediakan air bagi keluarganya.

Plan Indonesia, yang telah beroperasi sejak 1969, terus berkomitmen untuk memperjuangkan hak-hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Salah satu fokusnya adalah menyediakan akses air bersih dan sanitasi bagi masyarakat di NTT dan NTB.***

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp timetoday wa channel

=========================================================