Oleh : Heru B Setyawan (Pemerhati & Aktivis Pendidikan)
DALAM minggu ini, meski dalam keadaan puasa Ramadhan satuan sekolah, baik SD, SMP/MTs, SMA/SMK/MA sedang mengadakan Penilaian Sumatif Tengah Semester (PSTS) untuk kelas bawah.
Dan untuk kelas terakhir, SD, SMP/MTs, SMA/SMK/MA mengadakan Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ).
Baik kembali ke laptop dengan judul opini penulis di atas yaitu ”Puasa Tapi Kok Tetap Nyontek Saat Ujian”.
Mengapa seorang sedang puasa tetapi tetap nyontek saat ujian? Jawabnya sangat mudah, karena puasanya orang tersebut masih level paling rendah, level pertama yaitu puasanya orang awam.
Puasanya orang awam biasnya, puasanya hanya menahan lapar, haus dan hubungan suami istri bagi yang sudah menikah.
Ya puasanya masih urusan mulut, perut dan di bawah perut, bukan puasa level ke dua yaitu puasa yang sudah bisa mengendalikan hawa nafsu, apalagi puasa level ke tiga yaitu puasa yang bisa menjaga dan membersihkan hati.
Manusia itu diberi akal dan nafsu oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, hal ini yang membedakan antara manusia dengan Malaikat dan binatang.
Manusia menggunakan akalnya untuk berfikir, sehingga manusia bisa mengenal agamanya dan Tuhannya.
Dengan mengenal dengan benar dan lurus agama, maka insyaAllah manusia bisa hidup dengan baik dan benar.
Apa itu nafsu? Nafsu adalah sebuah dorongan, sebuah keinginan untuk memenuhi kesenangan, yang sebenarnya sifatnya netral.
Bagaikan 2 mata pisau, nafsu bisa menjadi suatu hal yang baik, tetapi bisa juga menjadi suatu hal yang buruk, tergantung siapa yang menyetir dorongan nafsu ini.
Contoh nafsu yang baik adalah keinginan untuk jujur, semangat, sabar, pantang menyerah, menikah dan lain-lain.
Sedang contoh nafsu yang jelek adalah nyontek/curang, malas, marah, putus asa, zina dan masih banyak yang lainnya.
Nafsu itu tidak bisa dihilangkan, tapi bisa dikendalikan, salah satunya dengan berpuasa, berdzikir, melakukan ibadah dan amal soleh yang lain.
Maka manusia jika bisa mengendalikan nafsunya selama menjalankan ibadah selama di bulan suci Ramadhan, bisa lebih baik dari pada Malaikat.
Sebaliknya manusia jika jahat dan tidak punya rasa malu, karena tidak bisa mengendalikan nafsunya, maka bisa lebih rendah dari pada binatang.
Saat manusia menggunakan nafsunya yang jelek tersebut, maka akalnya tertutup atau hilang. Jadi jika ada pelajar nyontek saat ujian, maka pelajar tersebut akalnya hilang atau tertutup.
Padahal kalau pelajar ini menggunakan akalnya, pastilah dia tidak berani menyontek, karena Tuhan itu Maha Kuasa, Maha Mengetahui dan Maha Segala-galanya, bukankah kita selalu diawasi oleh Tuhan.
Dan ada Malaikat Raqib pencatat amal kebaikan dan Malaikat Atid pencatat amal keburukan. Jayalah Indonesiaku. ***
Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp timetoday wa channel