BPS : Harga Beras Februari 2024 Tertinggi Sepanjang Sejarah

BPS
Ilustrasi/freepik.com

TIMETODAY.ID –  Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa harga beras pada bulan Februari 2024 mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Selama bulan tersebut, survei harga produsen beras dilakukan di 932 perusahaan penggilingan di 33 provinsi.

“Februari 2024 menandai peningkatan harga beras secara nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ungkap M. Habibullah, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jumat (1/3/2024).

Rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan naik menjadi Rp 14.525,00 per kilogram, meningkat 6,31% dari bulan sebelumnya. Begitu juga dengan rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan, yang mencapai Rp 14.162 per kilogram dengan kenaikan sebesar 7,39%, serta harga beras di penggilingan luar kualitas sebesar Rp 13.664 per kilogram, naik sebesar 4,65%.

Advertisement
Baca Juga :  RSUD Leuwiliang Gelar Edukasi Penapisan Kesehatan Mata Anak

“Perhitungan harga beras mencakup rata-rata dari berbagai kualitas beras di setiap kabupaten/kota,” jelasnya.

Dibandingkan dengan Februari 2023, terdapat peningkatan signifikan dalam rata-rata harga beras di penggilingan pada Februari 2024, yaitu untuk kualitas premium sebesar 22,91%, kualitas medium sebesar 25,32%, dan luar kualitas sebesar 30,53%.

Selama periode Februari 2023 hingga Februari 2024, harga beras di penggilingan mencapai puncak tertinggi pada bulan Februari 2024 untuk berbagai kualitas, dengan harga masing-masing Rp 14.525 per kilogram untuk kualitas premium, Rp 14.162 per kilogram untuk kualitas medium, dan Rp 13.664 per kilogram untuk kualitas luar.

Sebaliknya, harga beras di penggilingan mencapai titik terendah pada bulan Juni 2023 untuk kualitas premium (Rp 11.525 per kilogram), bulan Mei 2023 untuk kualitas medium (Rp 11.006 per kilogram), dan bulan Juli 2023 untuk kualitas luar (Rp 10.303 per kilogram).

Baca Juga :  Hindari Debt Collector, Sopir Pikap di Bogor Nekat Lompat dari Jembatan

Mengenai stabilitas harga beras, Habibullah menyatakan bahwa hal tersebut tergantung pada ketersediaan stok beras, termasuk cadangan yang tersimpan di petani, gudang bulog, swasta, serta cadangan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan di pasar.

“Namun, dalam pembentukan harga di pasar oleh pedagang, biasanya terdapat faktor psikologis, seperti kekhawatiran akan ketersediaan pasokan akibat penurunan produksi beras, yang kemudian direspons dengan kenaikan harga oleh pedagang untuk mengimbangi berkurangnya pasokan di masa mendatang,” tambahnya. ***

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp timetoday wa channel

=========================================================