TIMETODAY.ID – Tradisi perayaan Natal di Indonesia memiliki ragam keunikan. Setiap daerah menampilkan ciri khasnya dalam menyambut perayaan besar umat Nasrani ini.
Selain itu, berbagai daerah di Indonesia mempertahankan tradisi Natal dengan elemen-elemen yang unik. Mulai dari pemotongan hewan hingga pertunjukan wayang, keberagaman ini menciptakan kekayaan budaya yang menarik.
Merangkum beberapa sumber, berikut enam tradisi Natal berbagai daerah Indonesia yang patut kamu tahu.
- Rabo-Rabo (Jakarta)
Jakarta, sebagai kota metropolitan, memiliki tradisi Natal yang masih lestari, yaitu Rabo-Rabo. Tradisi ini umumnya dilaksanakan di Kampung Tugu, Cilincing, Jakarta Utara, oleh umat Kristiani keturunan Portugal. “Rabo-Rabo” dalam bahasa Kreol Portugis berarti “Ekor-Mengekor”.
Kegiatan ini melibatkan berkeliling kampung sambil menyanyikan lagu keroncong dan mengunjungi rumah-rumah keluarga.
Puncaknya adalah tradisi mandi-mandi, yang menjadi simbol penebusan dosa dan memulai Tahun Baru dengan bersih.
- Wayang Wahyu (Yogyakarta)
Daerah Istimewa Yogyakarta meriahkan Natal dengan pertunjukan Wayang Wahyu, yaitu wayang kulit yang mengambil kisah-kisah Alkitab.
Tradisi ini tidak sekadar sebagai pertunjukan biasa, melainkan juga sarana untuk menyampaikan wahyu atau firman Tuhan.
Wayang Wahyu juga menunjukkan akulturasi budaya dan simbol toleransi terhadap keberagaman.
- Ngejot dan Penor (Bali)
Bali dikenal dengan toleransi agama tinggi dan memiliki tradisi Natal Ngejot dan Penor. Ngejot adalah tradisi berbagi makanan dengan menyajikan makanan sesuai dengan keyakinan agama masing-masing.
Sementara itu, Penor adalah tradisi memasang bambu-bambu tinggi melengkung sebagai ungkapan syukur terhadap anugerah Tuhan.
- Marbinda dan Marhobas (Sumatera Utara)
Masyarakat Batak Toba di Sumatera Utara melaksanakan dua tradisi Natal, yaitu Marbinda dan Marhobas.
Marbinda melibatkan pemotongan hewan menjelang Natal, sementara Marhobas adalah tradisi memasak hasil sembelih oleh pria.
Kedua tradisi ini bukan hanya menunjukkan persaudaraan dan solidaritas komunitas, tetapi juga sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.
- Meriam Bambu (Flores)
Tradisi Meriam Bambu di Flores, Nusa Tenggara Timur, merupakan perayaan Natal yang meriah sejak tahun 1980-an.
Suara menggelegar dari meriam bambu awalnya digunakan untuk memberi tahu tentang bahaya, namun seiring waktu, tradisi ini beralih menjadi ungkapan kegembiraan atas kelahiran Yesus Kristus.. ***
Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News