TIMETODAY.ID, BALI – Tuan rumah KTT G20, Indonesia, dilaporkan berusaha mencegah pertemuan para pemimpin dunia menjadi pesta yang menghancurkan Rusia.
Menurut laporan Politico, Indonesia mendesak politisi Barat meredam kritik mereka terhadap Moskow sehingga semua anggota G20 dapat dibawa bersama dengan komunike di akhir acara.
“Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan pejabat lainnya di pemerintahannya telah meminta para pemimpin Barat membuat konsesi sejauh mana retorika anti-Rusia mereka atas krisis Ukraina,” ungkap laporan Politico pada Minggu (13/11/2022), mengutip tiga diplomat tak dikenal yang mengetahui pembicaraan tersebut.
KTT G20 dua hari akan dimulai pada Selasa (15/11/2022) di Bali, dan Jokowi berharap menemukan cukup kesamaan bahwa semua anggota G20, termasuk Rusia dan China, dapat menyetujui deklarasi kelompok.
Widodo juga bertujuan mencegah kelompok tersebut mengikuti jejak G8, yang mengusir Moskow dan menjadi G7 setelah Crimea memilih menjadi bagian dari Rusia pada tahun 2014.
Pernyataan G7 awal bulan ini mengutuk Rusia karena “perang agresi”-nya melawan Ukraina dan menyerukan agar semua pasukan Rusia ditarik dari bekas republik Soviet.
Kelompok itu juga menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina dan mengecam Kremlin karena “retorika nuklir yang tidak bertanggung jawab.”
Pernyataan seperti itu kemungkinan tidak akan menghasilkan konsensus di Bali, di mana Rusia akan diwakili Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.
Beberapa anggota G20 lainnya, termasuk China, India, Brasil, dan Arab Saudi, enggan menandatangani komunike yang menegur Rusia.
Politico mengatakan satu kemungkinan adalah mengeluarkan pernyataan bersama yang lebih umum yang menyerukan “menegakkan hukum internasional.”
“Jelas kami tidak bisa sekuat yang kami lakukan di G7 ketika Anda membutuhkan Rusia, China, dan Saudi untuk setuju,” ujar seorang diplomat Barat kepada media.
Dia menjelaskan, “Pertanyaannya adalah seberapa banyak yang perlu kita hapus.” AS, Kanada, Jepang, Australia, dan negara-negara besar Eropa termasuk di antara anggota G20 yang ditargetkan oleh pejabat Indonesia dengan permintaan mereka untuk retorika yang lebih lembut.
Jokowi juga berharap menghindari kontroversi foto grup, seperti yang biasanya diambil pada pertemuan G20 untuk menunjukkan solidaritas, mengingat beberapa anggota mungkin enggan untuk berbaris dalam gambar yang sama dengan Lavrov.
Bulan lalu, sebelum Moskow mengumumkan Presiden Vladimir Putin tidak akan menghadiri KTT, Politico melaporkan pejabat Gedung Putih mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa Biden tidak akan bertemu atau berpapasan dengan pemimpin Rusia itu. (*)