Bisnis Porang Makin Menggeliat

TIME TODAY – Koperasi Porang Indonesia Sejahtera (KPIS) bersama CV. Kebula Raya Bestari dan PT. Solusi Lingkungan Industri Nusantara (SLIN) menggelar diskusi bersama di Villa WI Kampung Cikeas, Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, pada Jumat (26/5/2021).

Kegiatan diskusi tersebut membahas program kinerja Porang di Bogor khususnya wilayah Jawa Barat.

Baca Juga : Tren Kedai Kopi Gunakan Bus Hadir di Kota Bogor

Advertisement

Ketua Umum Koperasi Pirang Indonesia Sejahtera (KPIS) Bambang Wijonarko mengungkapkan, saat ini porang sudah menjadi komoditi dunia. Porang merupakan tanaman asli Indonesia yang mana munculnya porang ini tanpa diduga dan anggapan para petani adalan tanaman gulma atau tumbuhan pengganggu karena tumbuh dengan sendirinya.

Tak hanya itu, karena porang bisa menjadi makanan kesehatan dan menjadi bahan baku industri bahan baku pesawat terbang seperti dinding dan lantainya.

“Semoga KPIS bisa menjadi mitra strategis bagi para petani, pemerintah, maupun pihak swasta. Kita ingin menyelamatkan, mengamankan dan mengawal petani ini karena nilai tambah porang itu sangat luar biasa,” ungkapnya.

Baca Juga : Staycation THE 101 Bogor Cara Seru Rayakan Lebaran

Sementara itu, Abbey ridwan pendiri PT. Kebula Raya Bestari mengatakan, disini akan menjadi pusat pelatihan pusat informasi pusat penyediaan fasilitas sarana produksi porang, ditambah dengan hadirnya KPIS di Bogor, kini lingkupnya menjadi skala Nasional.

Baca Juga :  Bukan Xiaomi, Vivo atau Samsung, Ternyata Ini Raja Ponsel Terbaik di Indonesia

Tiga tahun belakangan ini, tanaman porang menjadi euforia yang luar biasa. Di Indonesia menanam porang menjadi salah satu komoditas pertanian yang bernilai tinggi, dimana dalam satu musim panen dalam jangka dua tahun bisa menghasilkan ratusan juta rupiah.

“Paling sedikit 300-500 juta, bahkan ada yang sampai 1 miliar jika dengan tekhnologi yang intensif,” kata Abey.

Ini yang membuat perkembangan porang di Indoneisa cukup pesat, lanjut Abey, sehingga porang menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah terutama Kementrian Pertanian yang sudah siap menggarap program budidaya porang dengan mengalokasi anggaran hingga puluhan triliun. Ini direspon baik oleh masyarakat kita dengan cara dilengkapi kelompok tani dan pihak pendanaan perbankan melalui KUR Jabar yang digerakan oleh Bank BJB.

Baca Juga : Keren Eman Pria Disabilitas Buka Usaha

“Itu langkah konkrit yang sudah kita jalankan di Bogor khusunya dan di Jabar pada umumnya. Semoga dari Kebula sendiri bisa bekerjasama dengan Sanindo sebagai pendampingan tekhnis penyediaan bibit, pendampingan tekhnis sampai ke panennya,” tuturnya.

Ditempat yang sama, Akbar Direktur PT. Solusi Lingkungan Industri Nusantara (SLIN) mengatakan, pada kegiatan diskusi kali ini kami akan support mengenai Porang di Jawabarat. Salah satu kunci utama porang berhasil itu tergantung dari media pupuk. Kami dengan produk pronik akan mensupport mengenai ketersediaan pupuk untuk Porang Jawabarat.

Baca Juga :  Tempe A-zaki Bogor Mendunia

“Mengapa, karena ketersediaan unsur hara itu paling penting bagi tanaman, bagaimana cara untuk tanah itu sehat dan supaya panen berlipat. Jadi tujuannya berksenimabungan ini adalah sudah ada endingnya. Kita sudah kerjasama dengan PT. Kebula, Pupuk Pronik, Bank BJB dan dari PT. Sanindo sebagai pabrik pengolahan Porang di Bandung,” katanya.

Iapun menanggapi, bahwa bisnis porang adalah bisnis yang dibilang harus dipersiapkan. Dengan habit kita itu semuanya adalah menanam, tapi endingnya kita tidak tau. Sekarang pola kebutuhan industri harus kitap pegang adalah keterbatasan dari kita punya budidaya.

Baca Juga : Ini Tempat Asyik untuk Buka Puasa

“Kalau sudah mencakup semua Porang harusnya sudah stabil kita harus buat ekosistem petani itu tau harganya, jualannya kemana dan manfaatnya apa. Semoga dengan adanya KPIS dan komunitas seperti PT. Kebula atau PT. Sanindo yang di fasilitasi oleh Bank BJB ini sangat bagus sekali, tapi jangan sampai petani budidaya ga tau jualnya kemana, ga tau cara belinya gimana,” pungkasnya. (adt)

=========================================================