TIMETODAY.ID – Susu kental manis (SKM) adalah produk susu dengan tekstur kental dan rasa yang manis.
Meski sering dijadikan topping makanan, SKM menjadi kontroversial karena kandungan gulanya yang sangat tinggi.
SKM dibuat dengan menghilangkan sebagian besar air dari susu sapi, lalu ditambahkan gula, yang mengurangi kandungan protein dan lemak aslinya.
Oleh karena itu, sebaiknya SKM tidak dilabeli sebagai “susu,” dan lebih tepat disebut “kental manis.”
Melansir hellosehat.com, di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa SKM tidak termasuk produk susu bernutrisi dan mengingatkan untuk tidak mengonsumsinya setiap hari.
Terlebih, SKM bukan pengganti ASI atau susu formula untuk bayi. Proses produksi SKM memang menyebabkan kandungan nutrisinya jauh di bawah susu sapi biasa.
Kandungan Susu Kental Manis dan Risiko Kesehatan
SKM mengandung gula tambahan dalam jumlah besar dan hanya sedikit protein, sehingga nutrisi yang disediakan cukup minim.
Sebagai gambaran, satu sachet SKM mengandung 180 kalori yang terdiri dari 67 persen karbohidrat (termasuk gula), 30 persen lemak, dan 3 persen protein. Sebaliknya, susu sapi segar memiliki komposisi kalori lebih seimbang dengan 49 persen lemak, 30 persen karbohidrat, dan 21 persen protein.
Mengonsumsi SKM secara rutin dapat berisiko bagi kesehatan, terutama jika diberikan pada bayi atau anak-anak.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), produk ini tidak cocok untuk anak-anak karena tidak memenuhi kebutuhan gizi mereka.
Kandungan gula tinggi dalam SKM juga dapat berisiko bagi kesehatan, seperti meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit kronis lainnya.
SKM sebaiknya dikonsumsi sebagai pelengkap makanan atau minuman, bukan untuk diminum setiap hari atau sebagai pengganti susu.
Kandungan gula tinggi dalam SKM dapat memicu penyakit jika dikonsumsi berlebihan, terutama pada individu yang memiliki risiko diabetes atau kondisi kesehatan tertentu. ***
Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp timetoday wa channel