TIMETODAY.ID – Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat tidak hanya terkenal dengan potensi wisatanya, tetapi juga menyimpan tradisi unik yang menjadi kebanggaan masyarakat setempat.
Di Kampung Garungsang, salah satu kampung di desa ini, ratusan warga mengandalkan kehidupan mereka dari kerajinan cobek batu tradisi yang terus hidup sejak tahun 1970.
Adang, Ketua RT 02, RW 01 Kampung Garungsang, menceritakan bahwa profesi pengrajin cobek tidak hanya digeluti oleh para orang tua, tetapi juga menjadi pilihan banyak anak muda setempat.
Menurutnya, keterampilan mengolah batu menjadi cobek telah diwariskan turun-temurun, mencerminkan identitas budaya Kampung Garungsang.
“Bukan cuma orang tua, anak-anak muda juga banyak yang menjadi pengrajin cobek di sini,” ujar Adang.
Setiap pagi, para pengrajin berbondong-bondong menuju Gunung Angsana, lokasi pengambilan batu yang akan diproses menjadi cobek.
Mereka memikul bongkahan batu yang berat sebagai bahan utama cobek, lalu membawanya turun melalui jalan setapak.
Proses pengolahan cobek dilakukan dengan dua cara: secara manual di lokasi sekitar Gunung Angsana, atau menggunakan mesin bubut di rumah masing-masing.
“Untuk yang manual, kami buat di Gunung Angsana. Medannya lumayan menantang, hanya bisa dilalui sepeda motor,” jelas Adang.
Di sisi lain, mereka yang menggunakan mesin dapat mengolah cobek di rumah masing-masing, dengan hasil produksi yang lebih cepat.
Amir (45), salah satu pengrajin cobek yang menggunakan mesin bubut, mengaku bisa menghasilkan sekitar 20 cobek sehari.
“Karena pakai mesin, jadi lebih cepat dan bisa banyak,” ujar Amir.
Meskipun pekerjaan ini tampak sederhana, Amir menyebutkan bahwa penghasilan dari membuat cobek cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Tak hanya memberikan nafkah, profesi ini menjadi bentuk pelestarian budaya yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah desa.
Suganda, Sekretaris Desa Bojong Koneng, mengungkapkan kebanggaannya terhadap kerajinan cobek yang bertahan di Kampung Garungsang.
Baginya, kerajinan ini bukan hanya mata pencaharian, tetapi juga simbol dari kekayaan budaya yang dimiliki desanya. ”
Kerajinan cobek ini adalah potensi yang harus kami banggakan dan jaga agar tetap lestari,” kata Suganda.
Di tengah modernisasi yang kian berkembang, warga Kampung Garungsang berhasil mempertahankan tradisi yang telah hidup puluhan tahun. Bagi mereka, cobek bukan hanya alat masak, tetapi lambang ketekunan, kebersamaan, dan warisan yang terus dipelihara dari generasi ke generasi. ***
Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp timetoday wa channel