Keunikan Warung Kerekan Mantarena, dari Kearifan Lokal Hingga Inovasi Pengentasan Kumuh di Bogor

Warung Kerekan Mantarena
Keunikan Warung Kerekan Mantarena, dari Kearifan Lokal Hingga Inovasi Pengentasan Kumuh di Bogor. Foto : Pemkot Bogor.

TIMETODAY.ID – Di Kampung Mantarena Lebak, Kelurahan Panaragan, Kecamatan Bogor Tengah, keindahan kawasan ini semakin memukau dengan penataan infrastruktur yang estetis, taman-taman hijau, serta pepohonan besar yang menjulang rimbun.

Namun, yang paling mencuri perhatian adalah Warung Kerekan Mantarena, atau lebih dikenal dengan nama Wakerman, yang menjadi ikon baru di kawasan ini.

Setiap pagi, di tepi Sungai Cipakancilan, Elvi Suswati, pemilik Wakerman, sibuk melayani pelanggan dengan semangat.

Advertisement

Dari seberang sungai, tampak Elvi menarik ember berisi berbagai makanan, sebuah inovasi yang membuat Warung Kerekan menjadi pusat perhatian.

Sistem kerekan yang digunakan untuk mengirimkan pesanan ini merupakan bagian dari program Gerakan Bogor Bebas Kumuh, atau Gerobak Sae Pisan, yang bertujuan untuk menciptakan permukiman yang indah, sehat, aman, dan nyaman.

“Dulu orang harus berjalan jauh untuk mencapai warung ini. Sekarang, mereka hanya perlu memanggil kami dari seberang sungai. Cara beli yang unik ini sangat menarik dan mempermudah banyak orang,” kisah Elvi.

Baca Juga :  Rekomendasi 6 Tempat Wisata Romantis di Bogor Paling Hits

Pengunjung yang datang tidak hanya untuk membeli makanan untuk dibawa pulang, tetapi juga dapat menikmati hidangan di tempat yang telah disediakan di atas Sungai Cipakancilan.

Warung Kerekan Mantarena
Warung Kerekan Mantarena,

Selain fasilitas lengkap untuk pengelolaan sampah yang sejalan dengan sistem bank sampah di Kampung Mantarena, pengunjung juga bisa merasakan pengalaman makan yang berbeda di sini.

Warung Kerekan Mantarena menawarkan berbagai pilihan makanan dan minuman dengan harga terjangkau, mulai dari Rp5.000 hingga Rp18.000.

Di sekitar kawasan ini, terdapat juga kuliner lain, seperti ‘Cafe Sigaricis Ibu Wiwi’ di bibir Sungai Cidepit, yang menawarkan pemandangan indah dari balkon kafe.

Ketua RW 02 Kelurahan Panaragan, Nana Sukarna, mengungkapkan antusiasme masyarakat terhadap Gerobak Sae Pisan.

“Program ini telah memberikan dampak positif pada sosial ekonomi dan pemberdayaan warga. Kami, sebagai warga, turut berpartisipasi dengan mengenakan rompi sebagai tanda dukungan kami dalam menjaga lingkungan dan meningkatkan ekonomi keluarga,” tutur Nana.

Baca Juga :  Melihat Maskot Pemilu sejak 2009 hingga 2024, Lengkap dengan Maknanya

Sementara itu, Kepala Disperumkim Kota Bogor, Rr Juniarti Estiningsih, menegaskan bahwa Gerobak Sae Pisan di Kampung Mantarena adalah contoh sukses penanganan kawasan kumuh.

“Program ini melibatkan kolaborasi antara Pemkot Bogor dan 18 perangkat daerah lainnya. Kami berharap ini bisa mencegah kemunculan kawasan kumuh baru dan memperkuat sosial ekonomi masyarakat secara berkelanjutan,” katanya.

Dengan inovasi seperti Warung Kerekan Mantarena, Kampung Mantarena tidak hanya menjadi tempat yang estetik, tetapi juga contoh bagaimana inisiatif pemerintah dan partisipasi masyarakat dapat menciptakan perubahan yang signifikan dan berkelanjutan. ***

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp timetoday wa channel

=========================================================