TIMETODAY.ID – Kampung Kaleng, sebuah kawasan di Desa Pasir Mukti, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menyimpan cerita menarik di balik namanya.
Terletak hanya 15 menit dari Kantor Desa Pasir Mukti, kampung ini tidak hanya dikenal karena lokasinya yang strategis, tetapi juga karena produk kerajinan logam yang dihasilkan oleh para warganya.
Meskipun Desa Pasir Mukti sudah cukup dikenal, tidak banyak yang mengetahui bahwa Kampung Kaleng awalnya bernama Kampung Dukuh.
Dedi Ahmadi, salah satu pengelola Kampung Kaleng, menceritakan bahwa perubahan nama ini bukan tanpa alasan. Nama “Kampung Kaleng” muncul karena mayoritas warga di sini berprofesi sebagai pengrajin logam, dalam bahasa Sunda, “kaleng.”
Jumlah pengrajin yang semakin banyak sempat memicu persaingan ketat, bahkan hingga berujung pada konflik fisik di antara para pengrajin. Dedi, yang melihat potensi perselisihan ini, merasa perlu untuk menyatukan para pengrajin.
Gagasan ini muncul dalam obrolan santai saat ngopi dengan rekan-rekannya sekitar tahun 2010. Barulah pada tahun 2012, sebuah kelompok pengrajin terbentuk, meski saat itu belum semua pengrajin bergabung.
Upaya Dedi untuk menyatukan para pengrajin tidak hanya bertujuan untuk mengurangi persaingan yang tidak sehat, tetapi juga untuk memperkenalkan produk kerajinan logam hasil karya warga Kampung Kaleng kepada masyarakat luas.
“Alhamdulillah, waktu itu berbagai media termasuk media cetak ikut mempromosikan juga,” kenangnya.
Awalnya, warga Kampung Kaleng memproduksi kompor minyak berbahan drum bekas. Namun, dengan beralihnya masyarakat dari kompor minyak ke kompor gas, para pengrajin beradaptasi dengan mengubah produk mereka.
Kini, mereka menghasilkan berbagai produk berbahan logam, seperti oven gas, alat pembakaran sate, cetakan kue, dandang, hingga tempat sampah. Produk-produk ini tidak hanya memenuhi kebutuhan rumah tangga, tetapi juga merambah ke industri, seperti cerobong asap untuk pabrik.
Keunikan Kampung Kaleng tidak hanya terletak pada produk yang dihasilkan, tetapi juga pada keterlibatan generasi muda.
“Serunya, bukan cuma orang tua, tapi anak-anak muda juga ikut terlibat, mainin di media sosial kalau sekarang. Jadi, untuk saat ini ada yang bagian produksi, ada yang khusus jual, jadi alhamdulillah anak-anak kita, generasi-generasi kita sudah canggih-canggih,” kisahnya.
Kampung Kaleng kini menjadi simbol kreativitas dan kekompakan warga dalam menghadapi tantangan ekonomi dan persaingan, sekaligus menjadi contoh bagaimana sebuah komunitas bisa beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa meninggalkan identitas mereka. ***
Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News