TIMETODAY.ID – Cokelat Silver Queen tentu sudah tidak asing di telinga kita. Merek cokelat ini termasuk salah satu yang digemari masyarakat, terutama kawula muda. Tapi, tahukah kamu bahwa Silver Queen ini sebenarnya asli dari Garut, Indonesia.
Dikutip dari akun Twitter pendiri Museum Pustaka Peranakan Tionghoa, Azmi Abubakar, @Azmiabubakar12, oleh timetoday.id, Senin (4/7/2022), Azmi mengungkapkan bahwa produk tersebut merupakan milik keluarga Chuang dari Garut, Jawa Barat. Pada tahun 1955, pabriknya dipindahkan ke Bandung karena ada pemesanan dalam jumlah besar. Kala itu, sedang berlangsung Konferensi Asia Afrika (KAA).
“Bung Karno begitu menyukai kelezatan cokelat buatan keluarga Chuang tersebut, boleh jadi beliau telah mencicipinya sebelum KAA sehingga Chuang mendapatkan order besar untuk perhelatan besar yang menjadi kebanggaan Indonesia itu,” cuit Azmi.
Yang menarik, Chuang tak pernah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawan, kecuali meninggal dan mencuri. Keputusan pria ini memang bukanlah hal yang mudah. Bisnis akan mengalami naik dan turun, terutama pada awal berusaha.
“Inilah kunci kesuksesan, yakni dicintai oleh karyawannya. Salut! Bermula dari Garut, saat ini perusahaan cokelat tersebut menjadi satu di antara yang ‘Terbesar di Dunia!’ Silver Queen, Kebanggaan Indonesia! Sumber: Majalah Liberal, 7-2-1959. Koleksi Museum Pustaka Peranakan Tionghoa,” cuit Azmi.
Produk mendunia, karya putra Indonesia. "Silver Queen" adalah milik keluarga Chuang dari Jawa Barat.
Berawal dari Garut, Tahun 1955, pabriknya dipindahkan ke Bandung, dikarenakan pemesanan dalam jumlah besar saat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika (K.A.A. di Bandung). pic.twitter.com/grBoFCPAP5
— KoDe Azmi Abubakar (@Azmiabubakar12) February 14, 2020
Akuisisi Perusahaan Cokelat Belanda
Dikutip dari laman Petra Foods, perusahaan ini didirikan oleh keluarga Chuang di Indoensia pada 1950-an. Tak hanya memproduksi Silver Queen, Petra juga memproduksi cokelat meises Ceres.
Sebelum bernama Petra Food, pabrik Chuang ini merupakan perusahaan cokelat milik orang Belanda, NV Ceres. Pada 1942 ketika Jepang menjajah Indonesia, sang pemilik (orang Belanda) berusaha untuk kabur meninggalkan Garut dan mencual aset perusahaan cokelatnya degan harga yang murah, dilansir dari Finansialku.
Peluang ini dimanfaatkan oleh Ming Chee Chuang seorang pria asal Burma yang menetap di Bandung pada zaman kolonial. Dia membeli perusahaan cokelat NV Ceres tersebut dan mengganti namanya menjadi PT Perusahaan Industri Ceres.
Cokelat Silver Queen diproduksi dengan campuran cokleat dengan kacang mete dan di tahun 1950, cokelat ini diproduksi dalam bentuk batangan. Inovasi ini muncul karena membuat cokelat batangan di negara tropis tak mungkin, apalagi belum ada teknologi yang mendukung.
Chuang kemudian mencari jalan keluar. Dia mencampur adonan cokelat dengan kacang mete yang membuat coklat Silver Queen terlihat kuat. Berdasarkan komposisinya, cokelat Silver Queen diproduksi dengan beberapa bahan dasar pilihan berkualitas, seperti kacang mete, minyak nabati, kakao massa, bubuk kakao, dan suus bubuk.
Pada 1984, perusahaan ini pindah ke Singapura sebagai Petra Foods Pte. Ltd. Kini, Petra Foods tak hanya memproduksi Silver Queen, tetapi juga Ceres dan Delfi. Merek-merek ini menjadi pemimpin pasar cokelat di Indonesia. (*)