TIMETODAY.ID – Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menyatakan bahwa pemanasan global dan perubahan iklim diperkirakan akan terus berlanjut karena emisi gas rumah kaca terus meningkat, meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk menguranginya.
“Pemanasan global mencapai rekor baru pada tahun 2023, melewati rekor tahun 2016. Diprediksi bahwa tahun 2024 akan menjadi lebih panas,” ujar Ardhasena, Kamis (25/1/2024).
Ia menambahkan bahwa kombinasi fenomena El Nino dan perubahan iklim telah menyebabkan peningkatan suhu pada paruh kedua tahun 2023. Menurutnya, suhu global tahunan rata-rata untuk 2023 sekitar 1,45 derajat Celsius, atau sekitar 0,12 derajat Celsius lebih tinggi dibandingkan dengan level pra-industri.
“Saat ini, dunia semakin mendekati batas yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris,” tambahnya.
Perjanjian Paris, yang telah diadopsi oleh hampir 200 negara, bertujuan untuk menjaga peningkatan suhu rata-rata global di bawah 2 derajat Celsius di atas level pra-industri dan membatasi kenaikan suhu tidak lebih dari 1,5 derajat Celsius di atas level pra-industri.
Ardhasena merujuk pada laporan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) yang menunjukkan bahwa pada tahun 2023, kondisi panas ekstrem telah berdampak pada kesehatan manusia dan memicu kebakaran hutan di berbagai lokasi.
“Isu pemanasan global dan perubahan iklim menjadi tanggung jawab bersama setiap individu. Oleh karena itu, kita perlu berupaya untuk memperlambat lajunya dan mengurangi dampaknya,” tegasnya.
Seiring dengan usaha membatasi kenaikan suhu rata-rata permukaan Bumi di bawah 1,5 derajat Celsius, pemerintah Indonesia berusaha mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen melalui upaya internal dan 41 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2030.
Langkah-langkah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca mencakup pengurangan laju deforestasi dan degradasi hutan, pengelolaan hutan berkelanjutan, rehabilitasi hutan, pengelolaan lahan gambut dan mangrove, serta peningkatan konservasi keanekaragaman hayati.
Selain itu, pemerintah juga fokus pada pengurangan penggunaan bahan bakar fosil, peningkatan pemanfaatan energi terbarukan, manajemen limbah yang lebih baik, penerapan sistem pertanian beremisi karbon rendah, dan pengendalian emisi karbon di sektor transportasi. ***
Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp TIMETODAY WA CHANNEL