TIME TODAY – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah tahun 2021 serta disebabkan adanya pembatasan aktivitas dan kebijakan di masa penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Mitra Tani Farm mulai berinovasi untuk memudahkan masyarakat sehingga tetap bisa menjalankan Ibadah Qurban cukup hanya di rumah saja tetapi mereka juga bisa merasakan, sehingga daging qurban bisa dikirim serta tersalurkan.
Direktur Utama Mitra Tani Farm, Budi Susilo Setiawan mengatakan, kini mempunyai produk kemasan daging kaleng olahan yang mereka beli dari peternak sehingga bisa langsung menyaksikan proses pemotongan Qurban secara Streaming.
“Pokonya’Ready to Eat, One Stop Solution Qurban’. Cukup mereka menyaksikan lewat streaming saja dan melihat dokumentasi offline yg akan kita kirimkan H+7 tapi pada hari H nya mereka bisa menyaksikan streaming mangkanya kita sediakan streaming nanti disini,” kata Budi, kepada BogorToday, Senin (12/7/2021).
Untuk tahun ini, Budi menyebut, MT Farm menargetkan selama satu bulan untuk menyelesaikan sebanyak 100 ribu kaleng yang setara dengan jumlah 300 ekor sapi ditambah 1000 ekor kambing domba.
“Hasil 100 ribu kaleng diambil dari olahan daging 300 ekor sapi ditambah 1000 kambing kita potong pada hari qurban dan hari tasrik selama 4 hari. Pengalaman tahun lalu kita 50 ribu kaleng setara dengan 150 sapi + 500 Kambing,” papar Budi.
Untuk itu, berinovasi menjadi langkah satu-satunya, khusunya kepada para pedagang ternak. Selain harus memfasilitasi si pekurban untuk dipotong bahkan sampai ke proses pengemasan kaleng serta penyaluran.
“Nah, kalau di lapak kan repot, RPH itu konteksnya hanya memotong saja tidak sampai ke packing dan distribusi. Penjualan dibanding tahun kemarin beda, karena beralih ke porgram kaleng pada saat masa pandemi covid-19,” jelasnya.
Budi pun menambahkan, dimasa saat kondisi PPKM seperti sekarang ini ada sedikit berbeda dalam penjualan secara konfensional atau hewan hidup.
“Kalau bicara konfensional jualan hidup sepertinya menurun dan itu berlaku hanya untuk wilayah pulau Jawa, yang biasanya sudah masuk 60 persen sekarang hanya 30 persen. Tetapi dengan berinovasi ditambah pemotongan apalagi pengolahan kaleng insha Allah meningkat dari tahun sebelumnya,” pungkasnya. (adt)