DPRD Kota Bogor Desak Klarifikasi Pengelolaan BisKita, Siapa yang Untung?

BisKita
Komisi II DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful Bakhri (ASB). Foto : Ist.

TIMETODAY.ID – Wacana mengenai peralihan subsidi BisKita dari pemerintah pusat kepada Pemerintah Kota Bogor mendapat perhatian serius dari Komisi II DPRD Kota Bogor.

Dalam rapat kerja yang diadakan antara Komisi II DPRD Kota Bogor dan Perumda Trans Pakuan, anggota Komisi II, Akhmad Saeful Bakhri, meminta salinan perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh Perumda Trans Pakuan dan Kodjari terkait pengelolaan BisKita.

ASB, sapaan akrabnya menekankan pentingnya dokumen tersebut agar Komisi II tidak terjebak dalam kebohongan terkait pengelolaan BisKita.

Advertisement

“Melalui surat itu, kami bisa memahami pembagian keuntungan antara Kodjari dan Perumda Trans Pakuan. Sebelumnya, Perumda Trans Pakuan berusaha menyelamatkan diri untuk menjadi operator BisKita, tetapi kini dikelola oleh Kodjari,” ungkap ASB, Senin (28/10/2024).

Baca Juga :  Cerita Sederhana Akhmad Saeful Bahri, Hobi Motor Antik di Tengah Kesibukan Politik

ASB juga mengungkapkan bahwa, menurut informasi yang diterimanya, unit-unit BisKita kini dimiliki oleh Kodjari.

Oleh karena itu, jika subsidi dialihkan ke Pemerintah Kota Bogor, yang akan meraih keuntungan hanya Kodjari, bukan Perumda Trans Pakuan, yang merupakan perusahaan milik Pemkot Bogor.

“Kami tidak ingin anggaran APBD yang kami keluarkan tidak memberikan imbal hasil. Selama lebih dari 10 tahun, Perumda Trans Pakuan, yang sebelumnya bernama PDJT, tidak pernah memberikan kontribusi,” tegas ASB.

Anggota Komisi II lainnya, Devie Prihatini Sultani, juga menyoroti proyeksi pendapatan Perumda Trans Pakuan pada 2025.

Menurutnya, jika Perumda Trans Pakuan dapat mengelola BisKita sejak awal, hal itu tentunya akan memberikan manfaat lebih besar baik untuk keuangan perusahaan maupun kontribusinya kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bogor.

Baca Juga :  DPRD Kota Bogor Sahkan Dua Raperda Menjadi Perda dalam Rapat Paripurna

Proyeksi menunjukkan bahwa Perumda Trans Pakuan diperkirakan dapat meraih laba bersih sebesar Rp743 juta pada tahun 2025.

Namun, Rp500 juta dari keuntungan tersebut akan dialokasikan untuk membayar utang gaji mantan karyawan PDJT, meninggalkan hanya Rp243 juta untuk gaji karyawan.

Devie meminta agar Direktur Utama Perumda Trans Pakuan lebih serius dalam mengelola perusahaan plat merah ini.

“Perlu ada keseriusan, optimisme, dan keterbukaan. Kami tidak ingin lagi hanya diberi janji-janji tanpa hasil, sementara pihak lain yang menikmati keuntungan tersebut,” tutupnya.. ***

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp timetoday wa channel

=========================================================