Kisah Ipah, Lansia Sebatangkara, dan Sosok Rena Da Frina

Rena Da Frina
Ipah (84), seorang lansia yang hidup sebatangkara, terlihat memeluk Rena Da Frina dengan penuh kasih. Foto : timetoday.id

TIMETODAY.ID –  Di tengah kunjungan Rena Da Frina, calon Wali Kota Bogor, ke Babakan Pasar, Selasa (22/10/2024) ada satu momen haru yang mencuri perhatian.

Ipah (84), seorang lansia yang hidup sebatangkara, terlihat memeluk Rena Da Frina dengan penuh kasih.

Momen tersebut menggambarkan kedekatan yang sudah lama terjalin antara keduanya, bahkan sejak Rena masih menjabat sebagai lurah hingga camat.

Advertisement

Dengan suara bergetar, Ipah berbagi kisah tentang hubungannya dengan Rena yang telah lama ia anggap sebagai anak sendiri.

“Tadi sempat peluk dia, saya benar-benar terharu. Dari dia menjabat sebagai lurah, sampai camat, dan mudah-mudahan sekarang tercapai menjadi wali kota,” tutur Ipah dengan mata berkaca-kaca.

Baca Juga :  Rena Da Frina Nilai Sistem Zonasi Pendidikan di Kota Bogor Belum Optimal

“Saya sangat sayang sama dia, dia sudah seperti anak saya sendiri, dan saya pun sudah dianggap sebagai orangtuanya,” Ipah menambahkan .

Hidup sebatang kara setelah ditinggalkan suaminya yang wafat pada tahun 1994, serta jarang bertemu anaknya yang kini tinggal di Tanah Baru, Bogor, membuat Ipah merasakan kesepian.

Namun, kedekatannya dengan Rena Da Frina menjadi hiburan tersendiri. Ia pun menyimpan harapan besar untuknya Rena.

“Harapan saya, mudah-mudahan dia (rena) sukses. Bukan hanya harapan, tapi saya benar-benar percaya dia bisa jadi wali kota yang baik untuk Bogor,” tuturnya semangat.

Sebelum mencalonkan diri sebagai wali kota, Rena Da Frina dikenal sebagai sosok yang peduli dengan warganya. Ipah mengenang momen saat Rena datang ke rumahnya saat masih menjabat sebagai lurah.

Baca Juga :  Dukungan BEM Se-Bogor Menguatkan Langkah Rena Da Frina di Pilkada Kota Bogor

“Dulu, waktu masih lurah, dia sempat datang ke rumah dan menitipkan saya kepada warga sekitar untuk membantu saya yang hidup sendirian,” ucap Ipah.

Kini, meski anaknya tidak pernah lagi menjenguk, Ipah merasa tidak sendirian. Dukungan dan perhatian yang ia terima dari Rena Da Frina, serta warga Babakan Pasar, menjadi kekuatan baginya.

“Saya merasa bersyukur, meskipun hidup sendiri. Dia sudah seperti keluarga, dan saya selalu mendoakan kesuksesannya,” tuntasnya. ***

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp timetoday wa channel

=========================================================