TIMETODAY.ID – Boeing terpaksa merumahkan sekitar 17.000 karyawannya akibat krisis keuangan dan aksi mogok kerja para karyawan.
Pemutusan hubungan kerja ini turut mempengaruhi sejumlah eksekutif dan pegawai tingkat atas. Menurut laporan dari Associated Press pada Sabtu (12/10/2024), CEO Boeing, Kelly Ortberg, membenarkan keputusan ini, yang berimbas pada 10 persen dari total tenaga kerja perusahaan.
Dalam sebuah memo, Ortberg menjelaskan bahwa Boeing menghadapi kerugian finansial berkelanjutan dan gangguan produksi sebagai dampak dari pemogokan pekerja serikat mesin.
“PHK ini akan berdampak pada eksekutif, manajer, dan karyawan umum di berbagai fasilitas kami, terutama di Washington dan Carolina Selatan,” ungkapnya.
Aksi mogok yang dimulai pada 14 September 2024 melibatkan sekitar 33.000 pekerja serikat dan menghentikan produksi beberapa pesawat unggulan Boeing, termasuk pesawat model terbaru 777X yang dijadwalkan meluncur pada 2026.
Perusahaan juga berencana menghentikan produksi jet kargo 767 pada 2027 setelah menyelesaikan pesanan yang ada.
Boeing telah mencatat kerugian lebih dari US$ 25 miliar sejak 2019, dengan kerugian signifikan pada kuartal ketiga tahun ini.
Perusahaan mengalami pembakaran dana sebesar US$ 1,3 miliar dalam bentuk kas dan mencatat kerugian per saham sebesar US$ 9,97.
Selain itu, Boeing menghadapi tekanan dari Administrasi Penerbangan Federal serta kesulitan dalam proyek antariksa, termasuk tantangan terkait keselamatan pesawat ruang angkasa yang mereka kembangkan untuk NASA. ***
Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp timetoday wa channel