Pilu! Nasib Korban Bencana Alam Desa Cileuksa Terkatung-Katung

Desa Cileuksa,
Ratusan keluarga korban bencana alam masih hidup dalam kondisi serba terbatas, Foto : Andres/narasitoday.com

TIMETODAY.ID – Empat tahun berlalu sejak bencana alam melanda Desa Cileuksa, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Meski waktu terus berjalan, luka yang ditinggalkan bencana masih belum sepenuhnya sembuh.

Ratusan keluarga korban bencana bencana alam masih hidup dalam kondisi serba terbatas, tanpa akses air bersih, fasilitas yang memadai, maupun penerangan yang layak.

Kepala Desa Cileuksa, Apih Ujang, mengungkapkan keprihatinannya terhadap nasib warganya. Fasilitas umum dan sosial seperti sarana air bersih, tempat ibadah, hingga penerangan jalan umum (PJU) yang sangat dibutuhkan, hingga kini belum juga tersedia.

Advertisement

Apih menegaskan, kondisi ini mendesak untuk segera ditangani demi kesejahteraan warganya.

“Warga di sini masih kebingungan karena tidak ada sarana air bersih. Mereka harus berjalan jauh hanya untuk mendapatkan air bersih, bahkan menghadapi ancaman kesehatan,” harap Apih Ujang, Minggu (22/9/2024).

Baca Juga :  Diguyur Hujan, Atap SMPN 1 Sukajaya Bogor Ambrol

Situasi semakin memprihatinkan ketika diketahui bahwa dari 1.174 keluarga terdampak, hanya 558 unit hunian tetap (huntap) yang sudah dibangun. Sisanya masih hidup dalam ketidakpastian, menumpang di rumah kerabat atau tinggal di hunian sementara (huntara) yang kondisinya sangat memprihatinkan.

“Masih banyak warga kami yang tinggal di huntara, atau di rumah saudaranya. Mereka menanti kapan bisa pindah ke tempat yang lebih layak,” tambah Apih.

Pada tahun 2025, pemerintah desa berharap pembangunan fasilitas yang belum terselesaikan dapat dilanjutkan. Namun, hingga kini, harapan tersebut masih tergantung pada kebijakan anggaran yang belum diputuskan.

Sementara itu, Kepala Bidang Perumahan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor, Iin Kamaluddin, mengatakan bahwa pemerintah sebenarnya sudah memiliki rencana besar untuk penyelesaian huntap, namun realisasinya tergantung pada alokasi anggaran.

Baca Juga :  Kisah Mistis Gunung Gede Pangrango, Bikin Bulu Kuduk Merinding!

“Dengan anggaran yang terbatas, pembangunan huntap tidak bisa dilakukan sekaligus. Kami harus bersabar menunggu keputusan anggaran dari pemerintah daerah,” jelas Iin.

Sejauh ini, dari target 4.700 huntap, sekitar 3.700 unit sudah terbangun. Namun, masih ada sekitar 1.000 unit yang menanti realisasi. Meski komitmen pemerintah terlihat jelas, warga tetap berharap agar proses ini bisa dipercepat, mengingat kebutuhan dasar mereka, terutama air bersih dan fasilitas publik, belum juga terpenuhi.

Kisah warga Desa Cileuksa adalah potret perjuangan masyarakat yang bertahan di tengah keterbatasan, dengan harapan bahwa suatu hari, mereka akan mendapatkan haknya. Bagi mereka, bencana bukan hanya soal kehilangan tempat tinggal, tetapi juga hilangnya akses terhadap kehidupan yang layak. ***

=========================================================