Kisah Pilu Siti Dahlia Lahirkan Bayi Prematur, Kini Butuh Uluran Tangan

Siti Dahlia
Pasangan suami istri (Pasutri) asal Kampung Ketapang RT 04/03 Desa Putat Nutug, Ciseeng, Bogor, Jawa Barat ini harus menghadapi cobaan berat setelah melahirkan bayi perempuan mereka dalam kondisi prematur. Foto : Dokumentasi RS Sentosa, Bogor, Jawa Barat.

TIMETODAY.ID –  Kisah Siti Dahlia (34) dan Jejen Jendriana (41) menyisakan duka mendalam banyak orang. Pasangan suami istri (Pasutri) asal Kampung Ketapang RT 04/03 Desa Putat Nutug, Ciseeng, Bogor, Jawa Barat ini harus menghadapi cobaan berat setelah melahirkan bayi perempuan mereka dalam kondisi prematur.

Siti Dahlia telah menantikan kehadiran buah hati mereka dengan penuh harapan. Namun, saat melahirkan putri ketiga yang belum diberikan nama itu terpaksa lahir lebih awal dari jadwal.

Bayi kecil ini lahir pada usia kehamilan 24 minggu, jauh sebelum masa kehamilan yang seharusnya 40 minggu. Hingga hari ini, Selasa (20/8/2024) sudah memasuki 38 hari perawatan menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Sentosa.

Advertisement

“Kami tidak menyangka harus menghadapi situasi seperti ini,” lirih Jejen saat diwawancara timetoday.id.

Bayi yang lahir dengan berat badan hanya 650 gram membutuhkan perawatan intensif di ruang perawatan neonatal untuk memastikan kesehatannya.

Setiap hari adalah perjuangan bagi Siti dan Jejen. Mereka menghabiskan waktu di rumah sakit, menunggu dengan penuh harapan saat dokter memberikan update tentang kondisi bayi mereka.

Baca Juga :  Polisi Selidiki Motif  Dibalik Kasus Mutilasi Garut

Perjuangan mereka tidak hanya terletak pada kesehatan pada bayinya, tetapi juga pada tantangan finansial yang harus mereka hadapi. Biaya perawatan bayi prematur yang sangat tinggi menjadi beban tambahan yang harus mereka tanggung.

Siti yang hanya ibu rumah tangga dan Jejen berprofesi sebagai pencari barang bekas terus-menerus mencari dukungan dari keluarga dan teman-teman mereka untuk membantu meringankan beban ini.

“Kami berharap ada yang bisa membantu, karena kondisi ekonomi kami yang serba kekurangan,” ujar Siti dengan mata berkaca-kaca.

Di sisi lain, dr. Frits, Sp.OG (K), MARS dokter kandungan Rumah Sakit Sentosa, menyampaikan pasien saat itu melahirkan dengan operasi sesar. Sebab, jika dipaksakan lahir secara normal tekanan darah dan hasil lab protein urine sangat membahayakan keadaan sang ibu,  karena bisa kejang dan berakhir gagal napas hingga kematian.

Riwayat sebelumnya, sambung dr. Frits, Sp.OG (K) , MARS dirawat dengan keluhan yang sama, namun, masih  diupayakan dipertahankan, karena usia kehamilan baru 24 minggu dengan perkiraan berat badan 500 gram.

Sementara itu, Humas RS Sentosa, Iswan Gunawan menyatakan saat ini bayi tersebut tengah menjalani perawatan khusus di Ruang Perinatologi menunjukan progres yang baik.

Baca Juga :  Siswa SMK Dapat Edukasi HIV/AIDS Dari RSUD Leuwiliang

“Sang ibu buah hati selalu berharap agar bayi idamannya dapat pulang dengan kondisi dalam keadaan baik,” tutur Iswan yang telah melakukan kunjungan ke kediaman Siti Dahlia dalam memberikan dukungan kepada keluarga.

Meski perawatan bayi saat ini sudah sangat melampaui batas pembiayaan sesuai InaCBGs/BPJS, namun Rumah Sakita Sentosa tetap komitmen berupaya merawat semaksimal hingga menunjukkan perbaikan pasien.

Kisah pilu ini adalah pengingat akan kekuatan dan ketabahan manusia dalam menghadapi ujian hidup. Di tengah-tengah kesulitan, Siti dan Jejen tetap menunjukkan cinta dan kepedulian mereka yang mendalam terhadap banyinya, serta berdoa agar sang bayi dapat tumbuh sehat dan kuat.

Kini, Siti dan Jejen berharap bahwa putrinya dapat segera pulih dan pulang ke rumah mereka. Keduanya tetap optimis dan berdoa agar hari-hari ke depan membawa kebahagiaan dan kesehatan bagi keluarga kecilnya. ***

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News

=========================================================