Kisah Duka di Balik Lomba Panjat Pinang di Brebes

lomba panjat pinang
Foto : Ilustrasi.

TIMETODAY.ID – Di Dukuh Cikuning, Desa Terlaya, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jumat (16/08/2024), suasana lomba panjat pinang pada perayaan HUT ke-79 RI berubah menjadi duka ketika sebuah insiden tak terduga terjadi.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, warga desa berkumpul untuk memeriahkan hari kemerdekaan dengan berbagai lomba tradisional, salah satunya panjat pinang. Namun, kali ini, kegembiraan itu terhenti oleh sebuah tragedi yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Mulyono (43), salah satu warga setempat yang sehari-hari dikenal sebagai pekerja keras dan ramah, menjadi peserta dalam lomba tersebut.

Advertisement

Bersama tujuh rekannya, ia berusaha meraih hadiah yang menggantung di puncak pinang. Namun, siapa sangka bahwa usaha mereka akan berakhir tragis.

Dari ketinggian sekitar 1,5 meter, Mulyono terjatuh ketika pundak salah satu rekannya di bagian bawah tidak kuat menahan beban. Tak hanya itu, tubuh Mulyono yang sudah terjatuh, tertimpa oleh peserta lainnya yang juga terhempas dari atas. Dalam sekejap, keceriaan berubah menjadi kepanikan.

Baca Juga :  Peluang Besar Pasangan Jaro Ade - Anang Hermansyah di Pilkada Kabupaten Bogor 2024

“Saya tidak menyangka, secepat itu semua terjadi,” ujar salah seorang saksi mata yang enggan disebutkan namanya, matanya berkaca-kaca mengenang detik-detik jatuhnya korban.

Pasca kejadian, Mulyono segera dibawa ke tukang pijat terdekat, berharap bahwa ia hanya mengalami cedera ringan. Namun, harapan itu pupus ketika kondisi Mulyono semakin memburuk.

Akhirnya, ia dirujuk ke Rumah Sakit Alam Medica Bumiayu pada pukul 19.00 WIB. Meski telah mendapatkan penanganan medis, Mulyono menghembuskan napas terakhirnya pada Sabtu siang, meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya.

Kapolsek Bantarkawung, AKP Lukas Subekti, yang langsung datang ke lokasi kejadian, menjelaskan bahwa kegiatan panjat pinang ini dilakukan spontan oleh warga tanpa adanya kepanitiaan resmi.

“Kami menerima laporan dari warga dan langsung menindaklanjuti. Sayangnya, insiden ini sudah tak terelakkan,” kata Lukas, yang juga menyampaikan bahwa keluarga korban telah merelakan kepergian Mulyono dan menolak otopsi.

Baca Juga :  Milenial Sahaja Bentuk Koordinator di Setiap Dapil Untuk Menangkan Rudy-Jaro Ade

Jenazah Mulyono kemudian dimakamkan pada hari yang sama di pemakaman setempat. Duka mendalam menyelimuti rumah duka, namun keluarga tetap tegar menerima kenyataan pahit tersebut. Mereka menandatangani surat pernyataan yang menyatakan bahwa mereka tidak akan menuntut lebih jauh atas insiden ini.

Peristiwa ini menjadi pengingat betapa pentingnya keselamatan dalam setiap aktivitas, termasuk dalam lomba-lomba tradisional yang seringkali diadakan tanpa persiapan matang.

“Semoga musibah ini menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa keselamatan manusia harus selalu diutamakan,” pungkas AKP Lukas.

Hari itu, Dukuh Cikuning tak hanya kehilangan seorang warganya, tetapi juga belajar bahwa di balik tradisi dan keceriaan, keselamatan tetap harus menjadi prioritas utama.

Tragedi ini akan selalu diingat oleh warga, sebagai momen di mana keceriaan HUT RI berubah menjadi duka yang mendalam. ***

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News

=========================================================