TIMETODAY.ID – Malam itu, Kampung Rawahingkik di Desa Limusnunggal, Cileungsi, Kabupaten Bogor, dipenuhi keheningan. Hanya suara angin malam dan sesekali cicit binatang malam yang terdengar. Namun, dalam sekejap, ketenangan itu berubah menjadi kepanikan.
Toni, seorang pria yang tinggal bersama mertuanya, menyiapkan diri untuk tidur pada Kamis dini hari, 15 Agustus 2024.
Seperti biasa, ia menyalakan obat nyamuk di kamar tengah, tempat mertuanya terlelap. Obat nyamuk yang ia harapkan bisa mengusir gangguan kecil itu, ternyata malah menjadi awal dari bencana besar.
Sekitar pukul 00.15 WIB, Toni terbangun oleh bau asap yang pekat. Perasaan cemas langsung menghampirinya saat ia menyadari api sudah mulai melahap kasur di kamar tengah.
Tanpa pikir panjang, ia segera membangunkan mertuanya dan mengevakuasinya keluar dari rumah.
Dalam situasi panik, Toni berusaha keras memadamkan api dengan air yang ada di sekitar, namun kobaran si jago merah semakin tak terkendali.
Rumah mereka, yang luasnya sekitar 170 meter persegi, tak lagi dapat diselamatkan. Dalam hitungan menit, api melahap setiap sudutnya, meninggalkan puing-puing dan kenangan yang tersisa.
Dalam situasi mencekam itu, tiga unit mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi. Dalam waktu 30 menit, mereka berhasil menjinakkan api, mencegahnya merambat ke rumah-rumah tetangga.
Meskipun rumah Toni kini telah menjadi abu, ada satu hal yang membuatnya bersyukur, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Kapolsek Cileungsi, Kompol Wahyu Maduransyah, yang datang ke lokasi, menjelaskan bahwa kebakaran itu diduga disebabkan oleh penggunaan obat nyamuk yang terlalu dekat dengan benda mudah terbakar.
“Ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih berhati-hati,” ucapnya.
Kisah Toni adalah pengingat bahwa di balik rutinitas sehari-hari, ada risiko yang sering kali tak kita sadari.
Malam itu, Kampung Rawahingkik memang kehilangan sebuah rumah, namun nyawa yang selamat adalah anugerah yang tak ternilai harganya. ***
Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News