Ketika Kecanggihan Teknologi Terganggu Kesalahpahaman

Teknologi
Jaringan internet kabel fiber optik Diskominfo Kota Bogor dipotong Dinas PUPR, tekor 200 juta. Foto : Ist.

TIMETODAY.ID – Teknologi menjadi tulang punggung bagi kelancaran berbagai aktivitas sehari-hari. Namun, di balik layar, ada kisah menarik yang terjadi di balik gangguan besar yang melibatkan dua dinas utama di Kota Bogor.

Pagi itu, Rahmat Hidayat, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bogor, dikejutkan dengan laporan dari timnya.

Jaringan internet yang menjadi urat nadi komunikasi pemerintah terputus tanpa peringatan. Setelah dilakukan pengecekan, ternyata masalahnya berasal dari pemotongan kabel fiber optik yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor.

Advertisement

“Gara-gara kabel yang dipotong, kami harus mengajukan anggaran tambahan yang cukup besar,” ungkap Rahmat.

Kerugian yang ditimbulkan akibat kejadian ini mencapai Rp 200 juta, dan Diskominfo terpaksa segera mengajukan anggaran pemulihan sebesar Rp 279 juta.

Baca Juga :  Cara Komunitas Kejar Mimpi Bogor Meriahkan Ramadan di Panti Asuhan Al-Qi Ceria

Cerita ini bermula dari kesepakatan antara Dinas PUPR dengan pihak penyedia layanan untuk menanam kabel fiber optik di bawah tanah. Batas waktu yang ditetapkan adalah 31 April 2024, terutama untuk kawasan Jalan Ahmad Yani.

Namun, saat pekerjaan pemotongan dilakukan, masih ada jaringan yang aktif, termasuk milik Diskominfo. Akibatnya, tanpa disadari, pemotongan ini menyebabkan gangguan besar.

Endah Purwanti, Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor, menyampaikan kekhawatirannya atas kejadian ini.

“Ini memang tanggung jawab daerah, tetapi dampaknya sangat merugikan, baik dari sisi anggaran maupun kelancaran komunikasi pemerintah,” tuturnya serius.

Di lain pihak, Dian Setiawan, Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan Dinas PUPR, menjelaskan bahwa mereka hanya menjalankan kesepakatan yang sudah disetujui bersama. Namun, pemotongan kabel yang seharusnya sudah tidak aktif ternyata masih berfungsi, sehingga menimbulkan masalah.

Baca Juga :  Biografi Singkat Raden Ajeng Kartini dan Perjuangannya

“Ketika kami memotong, ternyata masih ada jaringan yang hidup. Kami tidak bisa menghindari hal ini, tetapi kami berusaha untuk memperbaikinya segera,” ujar Dian.

Kisah ini menjadi contoh bagaimana koordinasi yang kurang matang dapat berdampak signifikan, bahkan di era teknologi yang seharusnya memudahkan segalanya.

Di balik kerugian yang ditimbulkan, ada pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dan berkomunikasi lebih baik demi menghindari insiden serupa di masa depan. ***

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp timetoday wa channel

=========================================================