Dinkes Kota Bogor Investigasi Penyebab Keracunan Massal

keracunan
Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah berbincang-bincang denagan salah satu korban keracuanan. Foto : Ist.

TIMETODAY.ID – Dinkes Kota Bogor tengah melakukan investigasi untuk menemukan penyebab keracunan 93 warga Kota Bogor.

Berdasarkan keterangan dari salah satu korban, keracunan disebabkan oleh nasi kotak, di mana bumbu pada telur sudah basi dan rasanya asam.

Untuk memastikan secara medis, Dinkes akan melakukan pemeriksaan laboratorium di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Jakarta.

Advertisement

Sampel muntahan, feses, dan sisa makanan korban akan diperiksa untuk mengetahui penyebab pasti keracunan yang menyebabkan korban jiwa.

“Secara organoleptik, terlihat bahwa telur pada bumbu sudah basi, tapi untuk memeriksa bakteri dan lainnya, sedang dilakukan pemeriksaan laboratorium,” ungkap Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah.

Selain itu, informasi yang diperoleh Syarifah menyebutkan ada 85 kotak nasi yang dibagikan, dengan sisanya dibagikan dalam rantang. Makanan tersebut dimasak satu hari sebelum kejadian, yaitu Jumat malam.

Baca Juga :  Sekda Pastikan Stok Bahan Pangan di Kota Bogor Aman

Saat ini, para korban masih menjalani perawatan medis. Korban berasal dari berbagai usia, mayoritas berusia 20 hingga 40 tahun, termasuk lima anak.

“Empat pasien sudah dirujuk ke rumah sakit karena dehidrasi berat setelah dilakukan pengecekan dan EKG (Elektrokardiografi). Jika masih bisa ditangani puskesmas, maka puskesmas yang akan menangani,” ucap Syarifah.

“19 pasien baru, dengan 4 dirujuk ke rumah sakit, mayoritas berusia 20 hingga 44 tahun, dan 5 pasien anak. Sebagian besar sudah keluar dari rumah sakit, dan semoga tidak ada penambahan lagi. Kita tidak mau kecolongan seperti kemarin,” tambahnya.

Banyaknya korban disebabkan oleh nasi kotak yang dibawa pulang untuk dinikmati bersama keluarga, sehingga jumlah korban melebihi jumlah nasi kotak yang dibuat.

Baca Juga :  Pemkot Bogor Terima Sertifikat Elektronik Tanah dari Kementerian ATR/BPN

Berdasarkan data dan kronologi kejadian, ada korban yang mulai muntah satu jam setelah mengonsumsi makanan, ada yang sehari setelahnya, dan ada yang mengalami gejala pusing, muntah, dan diare. Hal ini tergantung daya tahan tubuh masing-masing, karena ada juga yang tidak keracunan meskipun memakan bagian kuning telur.

“Khusus untuk satu korban jiwa, seorang laki-laki berusia 29 tahun, kita periksa apakah keracunan menjadi faktor utama atau ada penyakit penyerta. Semoga para korban yang masih dirawat segera sembuh dan kembali ke keluarganya,” harap Syarifah. ***

Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp timetoday wa channel

=========================================================