Oleh : Heru B Setyawan (Pemerhati & Aktivis Pendidikan)
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bogor resmi mengenalkan logo Hari Jadi Bogor (HJB) ke 542. Untuk tahun 2024 ini HJB bertemakan “Raharja Gawe Rancage”.
Melansir laman resmi kotabogor.go.id (17/5) tema tersebut gabungan dari bahasa sansekerta dan Sunda.
Raharja artinya sejahtera, Gawe artinya kerja/perbuatan dan Rancage artinya sebuah proses atau upaya untuk menuju yang lebih baik.
Jadi, “Raharja Gawe Rancage” dapat diartikan bahwa kesejahteraan warga dapat dihasilkan dari setiap program pembangunan dan ikhtiar menuju pelayanan yang lebih baik lagi.
Keren abis slogannya bro, semoga bisa terwujud kedepannya, minimal slogan ini bisa memberi motivasi ke kita semua warga Kota Bogor untuk berkontribusi secara gas pol dan penuh keikhlasan demi kemajuan dan kebaikan Kota Bogor.
Opini ini dikhususkan hanya untuk Kota Bogor, bukan Kabupaten Bogor, karena saya warga Kota Bogor serta saya kurang tahu informasi secara lebih mendalam tentang Kabupaten Bogor.
Seperti biasa tiap tahun Pemerintah Kota Bogor menggelar berbagai kegiatan dan acara Helaran HJB yang berisi parade budaya dan arak-arakan jampana dari 6 kecamatan ini, akan berpusat di Jl. Jendral Sudirman, Kecamatan Bogor Tengah.
Pesta rakyat ini penting sebagai wujud syukur setelah Bogor berusia 542 tahun, hal ini bisa memberi sedikit hiburan dan kebahagiaan bagi masyarakat secara gratis serta bisa menghidupkan ekonomi UMKM.
Sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya terhadap kinerja, prestasi dan jasa Wali Kota dan Pemkot selama ini. Serta terima kasih juga untuk semua warga Kota Bogor yang sudah berkontribusi terhadap Kota tercintanya.
Saatnya sekarang kita membuat sejarah agar Kota Bogor semakin maju dan semakin baik, seperti yang pernah dilakukan para Wali Kota ini.
Setahu penulis dari Wali Kota Suratman yang menjadikan PSB juara piala Suratin, Wali Kota Edi Gunardi mendapat Piala Adipura, Wali Kota Iswara Natanegera menjadi pioner pembangunan Jalan Warung Jambu Indraprasta.
Wali Kota Diani Budiarto yang membangun Jalan Sholis dua lajur dan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) dan yang terakhir Wali Kota Bima Arya Sugiarto yang membangun Alun-alun, Masjid Agung, Taman Kota, Sistem Satu Arah (SSA) seputar Kebun Raya dan piala Adipura diraih Bogor lagi.
Ya Kota Bogor yang terkenal sebagai Kota hujan, Kota Sejuta Taman, Kota penyangga Ibu Kota. Pada masa kolonial Belanda, Kota Bogor disebut dengan nama Buitenzorg yang diartikan sebagai “bebas dari kesulitan” atau “daerah tanpa kecemasan”.
Nama ini menunjukkan peran awal Kota Bogor sebagai tempat peristirahatan pada masa itu, bahkan terbukti sampai sekarang.
Ayo buat sejarah baru agar Kota Bogor dapat julukan sebagai Kota yang baik-baik saja, bukan dapat julukan sebagai Kota yang jelek. Jayalah Bogorku. ***
Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News atau via whatsapp timetoday wa channel