TIMETODAY.ID, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia meluncurkan Gugus Tugas ESG untuk membangun peta jalan baru bagi lanskap bisnis lokal. Langkah ini dilakukan seiring dengan upaya bangsa Indonesia dalam mengatasi tantangan lingkungan dan sosial terbesar di zaman ini.
KADIN Indonesia menunjuk Lauren Blasco, Head of ESG AC Ventures sebagai pemangku kepentingan di Gugus Tugas ESG KADIN yang dibentuk pada sela-sela KTT B20, beberapa waktu lalu. Lauren mewakili ranah modal ventura (venture capital) untuk menyampaikan aspirasi terkait dalam bidang investasi berkelanjutan (ESG/ Environmental, Social, and Governance).
“Satuan petugas (satgas) ESG KADIN ditugaskan untuk membangun rencana komprehensif dan menyusun sebuah peta jalan (roadmap) yang berisi aturan dan standar kepatuhan ESG secara nasional. Aturan dan standar ini nantinya akan berlaku bagi semua bisnis di Indonesia, baik UMKM maupun korporasi besar,” ujar Lauren Blasco dalm rilis yng diterima media ini.
Dia menjelaskan, gugus tugas ini terdiri dari perwakilan korporasi, yang mencakup operasionalisasi dan implementasi ESG; investor, yang berfungsi sebagai pendorong penting bagi perusahaan dalam mengintegrasikan praktik-praktik terbaik ESG; dan auditor untuk memastikan output sesuai dengan persyaratan assurance-ready untuk pelaporan dan pengungkapan praktik ESG di perusahaan atau organisasi.
“Dalam konteks masa depan yang lebih berkelanjutan di Indonesia, salah satu komitmen terbesar Indonesia adalah menuju masa depan rendah emisi dan tahan iklim, hingga mencapai emisi nol bersih,” jelas dia.
Pada 2060 mendaatang, Satgas ESG KADIN akan menyusun rangkaian kebijakan dan memastikan standar universal untuk pengukuran karbon, pelaporan, penyeimbangan, dan mitigasi secara nasional.
“Perusahaan lain yang terlibat dalam gugus tugas ini, antara lain GoTo Group, Lippo Group, TBS Energi, Indika Energy, Electrum, Modalku Group, Bukalapak, Utomo SolarUV, Pertamina, Triputra Agro Persada, Go-Ventures, dan dua dari lima besar perusahaan audit global,” kata Lauren.
Sejumlah agenda utama yang akan dilakukan oleh satgas ini adalah membuat dan menerbitkan repositori digital dari sumber daya dan referensi terkait ESG yang disaring berdasarkan relevansinya dalam sektor swasta Indonesia.
Repositori ini akan berfungsi sebagai gambaran pengantar ESG bagi perusahaan yang baru memulai perjalanan bisnis berkelanjutan mereka. Selain berisi langkah-langkah praktis, praktik terbaik yang kredibel, repositori ini juga berisi indikator kinerja sederhana yang dapat membantu bisnis dalam mengambil langkah proaktif menuju implementasi ESG.
“Saya merasa terhormat dan bersemangat untuk bekerja sama dengan KADIN dalam menyusun peta jalan ini yang pada akhirnya akan memberikan panduan yang jelas dan pasti kepada bisnis Indonesia tentang cara melaporkan ESG,” ungkp dia.
Peta jalan ini akan membantu mengetahui dengan tepat apa dan bagaimana melaporkan praktik ESG dan bagaimana menjadi lebih baik seiring berjalannya waktu.
“Pembentukan satuan tugas ini adalah langkah yang jelas ke arah yang benar dan dirinya sangat yakin Indonesia sekarang memiliki kesempatan untuk mendorong Asia Tenggara ke tingkat tanggung jawab ESG yang sama dengan kawasan seperti Eropa utara,” tutupnya.
Sementar itu, Founding Partner AC Ventures dan Wakil Ketia dan Kepala Digital KADIN, Pandu Sjahrir mengatakan, jika Indonesia ingin mencapai tujuan keberlanjutan yang ambisius, maka dibutuhkan praktisi yang paling berbakat dan serius serta pemangku kepentingan terpenting dari perekonomian nasional untuk ambil bagian dalam diskusi.
“Saya telah melihat secara langsung kemampuan Lauren untuk menyederhanakan masalah yang kompleks dan mengubah ide abstrak menjadi rekomendasi kebijakan yang jelas. Saya percaya, Lauren akan menjadi suara berharga yang mewakili investor di gugus tugas KADIN yang berfokus pada ESG,” tutur Pandu.
Lauren bergabung dengan AC Ventures sejak awal tahun ini. Menurut Adrian Li, Founder & Managing Partner AC Ventures, hal ini dilatarbelakangi oleh kesadaran bahwa Lauren adalah salah satu otoritas terkemuka di bidang ESG dan investasi berkelanjutan.
“Bergabungnya Lauren dengan gugus tugas KADIN menempatkan AC Ventures pada posisi untuk bekerja bahu membahu dengan pemerintah dalam kebijakan yang masuk akal dan akan mendorong bangsa menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil,” paparnya.
Bekerja sama dengan Boston Consulting Group (BCG), AC Ventures baru-baru ini juga menerbitkan laporan dampak berbasis data paling mendalam hingga saat ini pada ekosistem teknologi dan ekonomi digital Indonesia.
Lauren bermitra dengan The Upright Project di Finlandia dan menggunakan platform miliknya untuk mengukur dampak portofolio terhadap lingkungan dan masyarakat. Secara keseluruhan, perusahaan ventura dan portofolionya memberikan hasil di atas rata-rata +37% dibandingkan dengan Nasdaq Small Cap Index +29%. (**)