TIME TODAY.ID, BOGOR – Pada tanggal 01 Juni dan Juli 2022 team Pemberdayaan Masyarakat atau PKM Universitas IBN Kaldun Bogor bersama ketua team yaitu Bahagia SP., MSc dan dua anggota dosen IBN Kaldun yaitu Ibu Leny Muniroh, SE., MSi dan pak Ritzkal, S.Kom., M.Kom melakukan kegiatan pemberdayaan kepada generasi muda di desa Urug, kecamatan Sukajaya Bogor Jawa Barat.
Kegiatan pemberdayaan berfokus kepada kearifan lokal masyarakat adat Urug yang berkaitan langsung dengan pertanian. Pada jaman teknologi canggih masa kini, kearifan lokal ikut memprihatinkan karena generasi muda tidak sempat lagi mendapatkan pengetahuan lokal terutama pengetahuan lokal dan budaya yang berkaitan langsung dengan pertanian ramah lingkungan.
Kearifan lokal termasuk pengetahuan dan perilaku yang diturunkan secara turun temurun dari pendahulu sebelumnya. Pengetahuan lokal yang terkait dengan pertanian mulai dari perilaku penentuan waktu tanam dengan melihat perputaran bintang kidang.
Ketika bintang kidang terlihat disebelah timur maka pertanda musim kemarau tiba sehingga masyarakat adat mempunyai cara untuk menentukan musim kemarau. Demikian hal dengan penentuan waktu tanam yaitu dengan melihat posisi bintang berada pada sebelah barat. Jadwal tanam padi berkaitan dengan posisi bintang tersebut.
Pada saat, bintang kidang terlihat disebelah timur maka musim panen padi harus dilakukan. Demikian hal dengan Ketika posisi bintang sudah disebelah barat maka sebagai tanda persiapan untuk menanam padi.
Kearifan lokal lain yaitu posisi bintang kidang juga berkaitan dengan kemunculan hama dan penyakit. Hama atau serangga pengganggu akan muncul jika diluar waktu tanam yang mengikuti posisi bintang. Salah satu penentu keberhasilan produksi padi pada saat padi tidak terserang hama.
Cara demikian juga termasuk cara mengatasi masalah iklim sebab pengetahuan tersebut telah membuktikan bahwa masyarakat memiliki kearifan sendiri untuk menentukan musim. Kearifan lokal ini juga berkaitan dengan acara seren taun pada masyarakat adat. Kearifan lokal lain yang dilakukan yaitu menyimpan padi pada lumbung pangan tradisional atau dalam bahasa sunda disebut sebagai Leuit.
Lumbung tradisional tersebut digunakan untuk menyimpan padi kering. Ketika dibutuhkan maka padi yang ada dalam lumbung akan diambil sehingga mencukupi kebutuhan keluarga. Sayangnya pengetahuan tersebut belum optimal untuk diwariskan kepada generasi pemuda. Pemuda kurang paham dengan pengetahuan lokal.
Hal itu ditemukan oleh team pemberdayaan Ketika melakukan sosialisasi program pemberdayaan dengan topik internalisasi kearifan lokal pada generasi pemuda terkait dengan pertanian ramah lingkungan. Jika tidak diperbaiki dan tidak diliterasi maka pengetahuan tersebut bisa tidak lagi diketahui oleh pemuda. Bahkan, pertanian secara umum juga kurang diminati sehingga menjadi tantangan besar untuk menumbuhkan dan menyelamatkan kearifan lokal untuk generasi pemuda.
Kegiatan pemberdayaan bermaksud untuk memberdayakan pemuda mulai dari transfer pengetahuan lokal melakui literasi budaya di kelas, membuat peta iklim bersama dengan pemuda dan tokoh adat, dan melakukan pengamatan terhadap bintang kidang sebagai acuan dalam bertani sekaligus dilakukan demplot secara sederhana terhadap padi lokal sehingga generasi pemuda adat mengetahui padi lokal mereka seperti padi sri kuning dan padi raja wesi. (*)