Sosialisasi Empat Pilar Sebagai Media Penguat Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

Empat Pilar
Anggota MPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Budhy Setiawan menggelar sosialisasi 4 pilar kebangsaan Pasar Kebon Kembang Blok F, Kota Bogor, Rabu (3/8/2022).

TIMETODAY.ID, BOGOR – MPR RI sebagai lembaga negara terus menyosialisasikan Empat Pilar kebangsaan yakni, Pancasila, UU tahun 1945, serta NKRI sebagai bentuk negara dan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.

Melansir bogor-today.com, anggota MPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Budhy Setiawan menyebutkan bahwa dengan digelarnya  sosialisasi tersebut diharapkan menghidupkan kembali nilai-nilai perjuangan dan rasa nasionalisme sesuai semangat proklamasi kemerdekaan RI tahun 1945.

“Sebenarnya adalah tugas dari anggota DPR MPR setahun ada 6 kali kami mengadakan sosialisasi empat pilar ini,bukan untuk mengajari tetapi untuk mengingatkan kembali nilai-nilai yang memang pernah masyarakat dapatkan pada masa kuliah ataupun di dalam sosial bermasyarakat,” sebut Budhy, saat menghadiri sosialisasi empat pilar kebangsaan di Pasar Kebon Kembang Blok F, Kota Bogor, Rabu (3/8/2022).

Advertisement

Menurut Budhy, dalam sosialisasi empat pilar kebangsaan itu pokok utamanya sama. Hanya saja, memang ada persoalannya yang baru akan muncul jika sosialisasi empat pilarnya seringkali bermetamorfosis mengikuti zaman

Dengan demikian, pihaknya terus berupaya menyosialisasikannya agar masyarakat bisa mengikuti perkembangan persoalan berdasarkan sosialisasi empat pilar ini. Yang mana kondisi itu seperti persolan pembangunan.

Baca Juga :  Cuaca Ekstrem, Dinding Rumah Warga Bogor Ambruk Timpa 2 Orang

“Jadi, bagaimana pemerintah kota mencoba mengurai persoalan, pembangunan ini memang seringkali menjadi persoalan pemerintah daerah. Dalam sosialisasi empat pilar ini kita mencoba untuk mengajak masyarakat dari beragam latar belakang, seperti budayawan, kepemudaan, maupun latar belakang dari pedagang untuk sama-sama kita mencoba mengurai persoalan,” urai Budhy.

Kata Budhy, jangan sampai persoalan masyarakat di Kota Bogor hanya membebani pemerintah daerah, namun persoalan ini akan bisa selesai apabila memang seluruh stakeholder masyarakat turut berpartisipasi. Bagaimana membentuk karakter karakter watak dari masyarakat yang ikut peduli terhadap persoalan masyarakat.

“Saya ini mewakili daerah yang memang kontras dengan Kota Bogor dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang tergolong tinggi sementara Kabupaten Cianjur IPM-nya berada diurutan terakhir. Ini memang sangat kontras apabila memang terbangun kesadaran masyarakat untuk bisa bekerjasama mengurai persoalan masyarakat di Kota Bogor tentunya juga bisa berkontribusi membantu tetangga kita di Kabupaten Cianjur,” bebernya.

Baca Juga :  Ratusan Agen dan E-Warung Penyalur BPNT Mendapat Binaan Dari Dinsos

Di sana ( Cianjur) sambung Budhy merupakan daerah pertanian, sedangkan di sini (Bogor) adalah daerah konsumsi pertanian yang tinggi. Jadi sudah semestinya bisa terjalin kerjasama untuk itu.

Agar terjalin kerjasama itu, Budhy meminta bagaimana membentuk karakter SDM di masyarakat dan mengubah pola pikir. Untuk menanamkan nilai-nilai di dalam pola pikir ini ia berharap para budayawan bisa berperan aktif di dalam mengurai persoalan di Kota Bogor.

“Karena persoalan di kota Bogor harus dimulai juga dengan membangun karakter kebersamaan dan kepedulian dari masyarakat,” ungkapnya.

Dari kondisi tersebut, Budhy mencontohkan banyak sekali persoalan sepele hingga kemudian terjadi tindakan radikal. Budhy menduga kejadian tersebut dikarenakan kondisi bumi yang sudah semakin panas.

Ia berharap, dengan sosialisasi empat pilar ini bisa mendinginkan kondisi masyarakat saat ini, sehingga dapat membangkitkan kepedulian masyarakat Kota Bogor terhadap masalah-masalah. (*)

=========================================================