Tanaman hias
Albert berhasil membuat genetik baru dari hasil hybrid (kawin silang) beragam jenis tanaman, Foto : Fadilah/ bogor-today.com

TIMETODAY.ID, BOGOR –  Albert, seorang penjual tanaman hias di Tamansari Kabupaten Bogor terpaksa harus memutar otak agar bisnis tanaman hias miliknya tetap dilirik konsumen.

Itu dilakukannya setelah penjualan tanaman hiasnya merosot pasca pandemi Covid 19.

Tak patah semangat, akhirnya Albert berhasil membuat genetik baru dari hasil hybrid (kawin silang) beragam jenis tanaman, mulai dari philodendron jenis grenkongo varigata dengan radiatum serta anthurium vavilaminumposerum means dengan anthurium warocqueanum. Kata Albert, kedua tanaman itu berasal dari Negara Amerika selatan.

Advertisement

“Kalau mengawin silangkan philodendron itu gagalnya banyak hampir 50 kali coba gagal, kalau itu belum tahu berhasil, karena masih mendalami apakah faktor cuaca maupun yang lainya,”kata Albert saat ditemui bogor-today.com (group timetoday.id) di Flora Folia Indonesia, Jumat (12/8/2022).

Menurutnya setiap tanaman itu berbeda-beda tumbuhnya, ada yang dua bulan hingga tiga bulan.

Untuk penyilangan bunga philodendron, sambung Albert jenis jantan dan betinnya terpisah. Untuk ciri-cirinya, bunga jantan di bawah putih dan sarinya berada di atas, sedangkan kalau untuk anthurium, bunga jantan dan betina berada dalam satu tangkai bunga.

Baca Juga :  DPRD Desak Bupati Selesaikan Huntap Sukajaya di 2023

“Jadi antorium itu keluar lendir terlebih dahulu (bunga betina) lalu menghasilkan serbuk sari,” Kata dia.

Namun, tanaman hias yang telah Albert hasilkan itu sementara tidak akan dikomersilkan dahulu. Namun, ia ingin mencatat sebuat deskripsi, apa yang sudah dirinya hasilkan.

“Karena saya ingin membuat deskripsi hasil kawin silang yang dilakukan, jadi nantinya ada penamaan karena untuk namanya kan belum ada.

Karena tamanan harus berusia remaja terlebih dahulu agar bisa dilihat apakah benar benar tersilangkan dan melihat karakternya,” ujar Albert.

Selain itu juga, Albert yang juga hobi merawat tamanan air jenis Aroit Cyptocorin yang didapatnya dari hutan Indonesia dan malaysia.

Tanaman hutan itu, kata Albert tidak diperjualbelikan, hanya saja untuk didata. Sebab, saat ini banyak lahan sawit dan sungai yang kering, sehingga dikhawatirkan punah.

Baca Juga :  Vaksinator Berkostum Captain America Suntik Kakek Usia 104 Tahun

“Jadi dulu ada instansi swasta yang peduli dengan tanaman hutan Cyptocorin ini. Karena jenis tanaman itu sulit harus butuh penanganan ekstra. Jadi tempat pun jadi hambatan kalau belum siap, tanaman ini hidupnya di simpan di toples,” kata Albert

Albert mengisahkan, hobi merawat tanaman berawal dari kecintaan dan kepedulian terhadap tanaman sejak duduk dibangku SMP. Awalnya, ia hanya memiliki tanaman jenis bonsai dan tanaman air untuk menghiasi aquarium.

Saat itu, pemasarannya sendiri, Albert hanya memanfaatkan media sosial @Flora Folia Indonesia dan telah mengekspor ke berbagai negara asia hingga eropa termasuk Indonesia. Harganya, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Namun ketika beberapa negara mulai melonggarkan akitivitas warganya pada masa pandemi Covid-19 ekspor tanaman hias ke sejumlah negara mengalami penurunan.

“Kalau sekarang ada penurunan pesanan mungkin peminatnya sudah punya tanaman hias apalagi di negara lain,” ungkapnya. (Fadilah)

=========================================================