TIME TODAY – Pangsa pasar Indocement untuk periode kuartal I 2021 berada di tingkat 25,9 persen. Pertumbuhan pangsa pasar pada periode ini berada di luar Jawa dari 15,1% menjadi 16,1 persen. Demikian disampaikan Direktur dan Corporate Secretary PT. Indocement Tunggal Prakasa, tbk Antonius Marcos bersama Direktur Corporate Finance Manager David Halim, saat acara Buka Bersama melalui vitual dengan wartawan media regional Bogor beberapa waktu lalu.
Menurut Antonius, pangsa pasar Indocement ini didukung terutama oleh telah beroperasinya secara optimal dua terminal kami di Pulau Sumatera dan satu floating terminal di Konawe, Sulawesi Tenggara yang secara efisien menopang pertumbuhan permintaan semen di daerah tersebut.
Baca Juga : Indocement Tetap Jalankan Kegiatan Selama Ramadhan 1442 H
“Total volume penjualan bertumbuh plus 5,5 persen didukung dari peningkatan volume domestik sebesar plus 3,7 persen dan juga volume ekspor sebesar plus 344,7 persen,” terangnya.
Antonius menambahkan, adapun Marjin Laba Bruto (MLB) meningkat dari 31,7 persen menjadi 32,0 persen dan Laba Periode Berjalan sejumlah Rp 351,3 milyar menurun dibandingkan periode tahun lalu yang disebabkan oleh penurunan Pendapatan Keuangan sebagai dampak dari penurunan suku bunga yang berlangsung sejak tahun 2020 lalu.
“Penguatan Neraca Keuangan yang berlanjut dengan total Kas dan Setara Kas sebesar Rp7,9 triliun. Namun demikian, kami tetap optimis pada pertumbuhan permintaan domestik yang lebih baik pada semester kedua YTD Maret 202,” ujarnya.
Lebih lanjut Antonius mengatakan, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (“Indocement” atau “Perseroan”) membukukan volume keseluruhan penjualan domestik (semen dan klinker) sebesar 4,1 juta ton pada Kuartal I 2021 meningkat 147 ribu ton atau plus 3,7 persen dari Kuartal tahun lalu.
Baca Juga : Indocement Raih Bintang 5 TOP CSR Awards 2021
“Volume domestik hanya untuk produk semen tercatat di angka 3,9 juta ton lebih tinggi sebesar 51 ribu ton atau plus 1,3 persen. Secara bersamaan permintaan pasar domestik nasional meningkat plus 2,2 persen, sehingga pangsa pasar Perseroan terkoreksi minus 20 bps menjadi 25,9 persen di Kuartal I 2021 dibandingkan periode tahun lalu sebesar 26,1 persen,” ungkapnya.
Penjualan Diluar Jawa Tumbuh
Lebih jauh Antonius Marcos menjelaskan, bahwa volume penjualan Perseroan di luar pulau Jawa bertumbuh plus 11,3 persen dari Kuartal I tahun lalu sehingga pangsa pasar meningkat plus 100 bps dari 15,1 persen menjadi 16,1%persen. Peningkatan ini didukung oleh telah beroperasinya Pabrik Tarjun dengan normal dibandingkan tahun lalu, dan juga operasi dua terminal kami di Pulau Sumatera (Lampung danPalembang) yang optimal sehingga dapat meningkatan pangsa pasar plus 120bps dari 12,0 persen menjadi 13,2 persen di Sumatera.
“Selain itu Terminal Terapung kami di Konawe, Sulawesi Tenggara dapat memastikan pasokan semen yang lancar untuk proyek smelter sehingga secara keseluruhan pangsa pasar Indocement di pulau Sulawesi tumbuh +180bps dari 6,4% menjadi 8,2%. Pada saat yang bersamaan terjadi penurunan pangsa pasar di pulau Jawa yang menyebabkan koreksi sebesar -100bps dari 35,4% menjadi 34,4% yang disebabkan oleh peningkatan pangsa pasar beberapa pemain non-emiten,” paparnya.
Dijelaskan, pendapatan Neto Perusahaan kata Aantonius meningkat plus 2,2 persen menjadi Rp3.438,0 miliar dibandingkan Kuartal 1 tahun lalu sebesar Rp3.362,8miliar sebagai dampak dari kombinasi volume penjualan yang lebih tinggi walau harga jual flat dan cenderung lebih rendah; dan juga adanya peningkatan volume ekspor sebesar plus 344.7 persen yang sebagian besar produknya adalah klinker produk setengah jadi semen.
“Beban Pokok Pendapatan pada Kuartal I 2021 meningkat 1,7 persen dari Rp2.298,3 miliar menjadi Rp2.338,5 miliar yang disebabkan oleh peningkatan pada volume penjualan diimbangi dengan biaya Beban Pokok per ton yang lebih rendah sebagai dampak dari peningkatan efisiensi yang berkelanjutan termasuk peningkatan penggunaan bahan bakar alternatif dan batu bara berkalori rendah dari periode tahun lalu meskipun ada peningkatan pada harga jual batubara beberapa bulan ini,” jelasnya.
Laba Periode Berjalan menurun minus 12,3 persen menjadi Rp 351,3 miliar pada Kuartal I tahun 2021 dibandingkan Rp 400,4 miliar pada Kuartal tahun lalu yang terutama disebabkan oleh penurunan Pendapatan Keuangan-Neto seperti dijelaskan sebelumnya.
Neraca Keuangan Yang Tangguh
Dengan posisi neraca yang kuat-tanpa utang pada bank, Indocement siap menghadapi berbagai tantangan di masa pemulihan ekonomi dengan situasi pandemi yang masih berlanjut termasuk kondisi kelebihan pasokan kapasitas industri semen dan siap berpartisipasi dalam opsi konsolidasi industri semen di masa mendatang.
Menurut Antonius Marcos, perseroan membukukan posisi kas bersih dengan Kas dan Setara Kas sebesar Rp 7,9 triliun. Posisi kas tetap menguat setelah pembayaran dividen (tahun 2019) sebesar Rp 1.841 miliar atau Rp 500/saham yang diputuskan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan bulan Juli 2020 dan dividen interim (tahun 2020) sebesar Rp 828 miliar atau Rp 225/saham yang diputuskan pada November 2020.
“Penguatan arus kas dihasilkan dari kinerja operasi dan upaya manajemen yang berkelanjutan dalam meningkatkan modal kerja adalah kunci untuk menjaga neraca keuangan kami yang tangguh,” tandasnya
Menurutnya, dengan posisi neraca yang kuat-tanpa utang pada bank, Indocement siap menghadapi berbagai tantangan di masa pemulihan ekonomi dengan situasi pandemi yang masih berlanjut termasuk kondisi kelebihan pasokan kapasitas industri semen dan siap berpartisipasi dalam opsi konsolidasi industri semen di masa mendatang.
“Seiring dengan pemulihan ekonomi, permintaan semen domestik nasional telah mengalami pertumbuhan positif sejak bulan Februari 2021 dan cenderung menguat pada bulan Maret lalu. Dengan demikian kami optimis untuk kelanjutan pertumbuhan pasar positif akan terus berlanjut di tahun 2021 ini,” katanya.
Perseroan memprediksi kenaikan permintaan semen domestik nasional sebesar plus 5 persen dari tahun 2020 terutama dari pertumbuhan semen curah pada semester ke-2 yang disebabkan dari beberapa hal seperti nilai budget infrastruktur tahun 2021 yang kembali berada pada kisaran sebelum masa pandemik Covid-19.
“Proyek-proyek komersial dan perumahan baru yang akan mulai dari tender-tender yang sedang berlangsung saat ini, pembentukan sovereign wealth funds (SWF) yang akan menarik investasi untuk proyek-proyek infrastruktur utama, dan kemudian efek berkelanjutan dari proyek infrastruktur tersebut yang akan mendorong pembanganun konstruksi zona industri dan pabrik di daerah sekitar,” harapnya.
Indocement juga meyambut baik instruksi Kementerian Pekerjaan Umum Republik dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia untuk penggunaan Semen Hijau (beton) dalam proyek-proyek Infrastruktur dan pemerintah lainnya. “Indocement tentunya siap memproduksi dan memasok produk Semen Hijau tersebut baik dalam bentuk supply produk PCC, Duracem-Slag Cement dan juga jenis semen yang terbaru yaitu Semen Hidraulik yang sama tangguhnya dengan semen OPC yang sudah dikenal saat ini,”
“Indocement adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia. Saat ini Indocement dan entitas anaknya bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap-pakai, serta tambang agregat dan trass, dengan jumlah karyawan sekitar 5.000 orang. Indocement mempunyai 13 pabrik dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 24,9 juta ton semen,” ungkapnya
Sealin itu, Antonius menambahkan, Indocement memiliki sepuluh pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat, dua pabrik di Kompleks Pabrik Cirebon, Cirebon, Jawa Barat dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. (irh)