Mimpi Buruk Covid-19 Ancam Siswa Putus Sekolah

BOGOR, TIME TODAY – Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang diterapkan pemerintah guna memutus rantai Covid-19 rupanya terus menimbulkan polemik baru, khususnya bagi siswa yang berada di pelosok.

Selain terkendala signal dan kuota internet, alat telekomunikasi pun menjadi salah satu beban bagi orang tua siswa.

Bantuan dari pemerintah soal kebijakan handphone gratis yang digadang-gadang demi mendukung lancarnya sarana dalam PJJ bagi para murid sekolah hanyalah angin surga. Akibatnya, para siswa terancam putus sekolah.

Advertisement

Seperti halnya yang dialami 15 siswa SMP PGRI Sukamakmur, Kabupaten Bogor. Hal itu lantaran para orangtua mereka tak mampu untuk membelikan putra-putrinya alat telekomunikasi dalam mengikuti sistem PJJ atau Daring.

Baca Juga :  Insentif Guru Honor di Bogor Naik

Menurut, salah satu staf Guru SMP PGRI Sukamakmur, Agus Hermawan bahwa kesadaran warga Sukamakmur akan pentingnya pendidikan tidak sejalan dengan penghasilan orangtua.

“Itulah yang menjadi faktor siswa memutuskan untuk berhenti sekolah,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat (8/1/2021).

Agus beralasan, mayoritas penduduk Sukamakmur hanya berprofesi sebagai buruh tani dengan penghasilan rendah. Meski pihak sekolah telah melakukan berbagai upaya dalam mengatur sistem pembelajaran melalui fasilitas sekolah agar murid tidak ketinggalan materi.

Baca Juga :  859 Mahasiswa Unpak Gelombang Pertama Tahun 2024 Diwisuda

“Kami telah berupaya dengan cara murid datang ke sekolah, namun lagi-lagi jarak sekolah dengan rumah menjadi kendala. Selama ini mereka meminjam handphone tetangganya,” terang Agus.

Sementara itu, salah satu wali murid, Deden (bukan nama sebenarnya) mengakui selama PJJ berlangsung dirinya merasa terbebani dengan sistem pembelajaran yang mengharuskan anaknya memiliki alat komunikasi.

“Jangankan beli HP, untuk kebutuhan sehari-hari saja susah, lebih baik anak putus sekolah dan belajar di pondok pesantren,” akunya. (Dky)

=========================================================